Lihat ke Halaman Asli

Ikrom Zain

TERVERIFIKASI

Content writer - Teacher

Demokrasi Asyik di Kompasiana

Diperbarui: 7 November 2019   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

teepublic.com

Kala membuat latihan soal untuk siswa-siswi bimbel saya, sebuah WA dari Jeng Lilik Fatimah masuk ke ponsel saya.

"Jeng, selamat. Masuk nominasi!"

Saya masih tidak paham apa maksudnya. Nominasi apa? Kompasiana masksudnya? Loh sudah diumumkan toh? Saya masih belum 100% lantaran beberapa wali murid mengabarkan putranya yang tidak masuk karena sakit.

"Loh.. Kok aku...? Nominasi yang mana ya, Jeng?" saya malah balik bertanya.

Mbak Lilik hanya menyuruh saya membuka microsite Kompasianival. Oh iya ada foto saya. Lah, saya masih belum percaya. Sungguh. Jika ada momen seperti ini biasanya saya menjadi penggembira saja dan memberikan vote atau komentar. Lah, siapa saya?

Makanya, ketika saya melihat nama saya masuk di jajaran calon penerima penghargaan kategori Best in Citizen Journalism kok masih gimana gitu. Apa tidak salah? Apa tidak ada yang lebih berhak masuk ke dalam kategori ini lantaran tulisan yang saya unggah ya sekitar lingkungan sekitar saja. 

Apa yang ada di otak saya dan yang terekam dalam pandangan saya itulah yang saya tulis. Makanya, saya kadang merasa tulisan saya ya tidak terlalu terkonsep dan cukup dangkal dibandingkan kompasianer lainnya.

Terlebih, di jajaran yang sama masuk beberapa nama yang sudah tak asing lagi. Ada Mbak Arako, Mas Kakeha, Mas Tariq, dan Mas Shendy. Saya mah apa. Makanya, walau nama saya masuk dalam daftar, saya tak terlalu ambisius. Keinginan tahun ini hanya  bisa saja datang ke Kompasianival yang tahun kemarin gagal saya wujudkan.

Saya hanya ingin bertemu dengan para tokoh nasional yang sudah punya kapabilitas tinggi. Saya hanya ingin bersua dengan rekan-rekan Kompasianer lain dan para admin yang sudah susah payah mengelola Kompasiana selama beberapa kurun waktu terakhir.

Saya menyadari masih banyak kekurangan yang saya lakukan selama menulis. Itu semua bermuara kepada kodrat saya sebagai manusia biasa yang tak luput dari salah. Entah salah ketik, salah menggunakan diksi, hingga kesalahan lain.

Tetapi, saya juga sangat mengapresiasi rekan-rekan yang sudah memilih saya. Apapun alasannya, saya sungguh berterima kasih. Lebih-lebih, saya sangat jarang berinteraksi dengan Kompasianer lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline