Lihat ke Halaman Asli

Ikrom Zain

TERVERIFIKASI

Content writer - Teacher

Ngantang, Daerah Bersejarah yang Ditimpa Musibah

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Letusan Gunung Kelud Kamis malam (13/02/2014) kemarin menyapu berbagai daerah di sekitarnya. Salah satunya adalah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Daerah ini merupakan daerah yang cukup parah terkena materi letusan. Beberapa orang meninggal. Ngantang, yang semula hijau dan ramai dengan segala aktivitas penduduknya kini menjadi kota mati. Seperti yang tergambar saat penulis melihat siaran eksklusif  Malang TV. Rumah-rumah hancur, pasar, sekolah, dan fasilitas umum juga demikian. Ngantang sedang ditimpa musibah.

Berbicara mengenai Ngantang sendiri, tak banyak orang yang tahu bahwa daerah ini menyimpan sejarah yang panjang.  Catatan sejarah pertama mengenai daerah ini adalah prasasti Hantang yang konon menjadi asal mula kata “Ngantang”. Prasasti ini merupakan prasasti dari zaman Kerajaan Kediri yang berangka tahun 1057 Saka (1135 M). Prasasti Hantang dibuat oleh Raja Jayabaya (Raja Kediri). Raja Jayabaya berterimakasih kepada penduduk daerah yang kini disebut Ngantang karena telah berjasa kepada Kerajaan Kediri. Penduduk di daerah itu telah membantu usaha Kerajaan Kediri untuk mengalahkan Kerajaan Jenggala. Seperti yang diketahui, setelah meninggalnya Airlangga, Kerajaan Kahuripan dipecah menjadi dua, yakni Panjalu (Kediri) dan Jenggala. Dua kerajaan ini saling berebut kekuasaan terutama di daerah sekitar aliran Sungai Brantas, Jawa Timur.

Perseteruan dua kerajaan ini berakhir setelah Kerajaan Kediri mampu mengalahkan Kerajaan Jenggala. Salah satu faktor kemenangan Kerajaan Kediri adalah bantuan dari masyarakat Ngantang. Saat perang berlangsung, masyarakat Ngantang begitu setia terhadap Kediri. Sebagai rasa terimakasih, Raja Jayabaya memberikan prasasti Hantang. Di dalam prasasti itu terdapat tulisan Narasinga dan Panjalu Jayati (Panjalu Menang). Selain itu, Ngantang juga menjadi daerah istimewa Kerajaan Kediri. Kemenangan Kediri atas Jenggala ini juga disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas Kurawa dalam Kisah Bharatayudha yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157 M.

[caption id="attachment_295900" align="aligncenter" width="240" caption="Prasasti Hantang, simbol terima kasih Raja Jayabaya kepada rakyat Ngantang karena setia terhadap Kerajaan Kediri (http://kekunaan.blogspot.com/)"][/caption]

Sejarah Ngantang tidak berhenti sampai di sini. Ngantang juga menjadi tempat pelarian Trunojoyo yang merupakan pahlawan nasional. Trunojoyo gigih memerangi Amangkurat II dan VOC. Kegigihannya membuat pasukan Mataram dan VOC cukup kewalahan. Trunojoyo juga bersekutu dengan Karaeng Galesong yang merupakan pelaut Bugis penentang VOC. Meski akhirnya persekutuan tersebut harus retak karena masalah keluarga. Karaeng Galesong sendiri meninggal karena sakit pada 21 November 1679. Makamnya berada sekitar 5 km dari Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang.

[caption id="attachment_295898" align="aligncenter" width="311" caption="Mantan Wapres RI Jusuf Kalla sedang berziarah ke Makam Karaeng Galesong di Ngantang (http://makassar.tribunnews.com/)"][/caption]

Trunojoyo terus menyerang VOC. Hingga VOC dengan siasat liciknya dapat mengalahkan Trunojoyo di Kediri. Trunojoyo beserta pengikutnya menuju Batu. Sayang, di sini istrinya meninggal. Pasukan VOC semakin mendesak Trunojoyo. Lalu Trunojoyo bergerak menuju Ngantang untuk bersembunyi. Daerah ini dipilih karena kondisinya yang berupa pegunungan sehingga dapat menghambat gerak pasukan VOC. Pasukan Trunojoyo semakin lama semakin sedikit karena banyak yang meninggal akibat kekurangan bahan makanan dan penyakit.

Pasukan VOC lalu mengepung Trunojoyo beserta pengikutnya. Banyak pengikut Trunojoyo menyerahkan diri, terutama para pelaut Makassar dan Madura. Dari para tawanan itu, VOC mampu mengetahui tempat persembunyian Trunojoyo. VOC lalu mengepung persembunyian Trunojoyo. Akhirnya Trunojoyo menyerah pada tanggal  2 Januari 1680. Trunojoyo diikat tangannya dan dihukum mati. Kini makamnya berada di batas antara Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon, masih di sekitar Gunung Kelud.

Ngantang juga menjadi daerah perjuangan bagi para pengikut Untung Surapati, yakni Sunan Mas. Sunan Mas beserta pasukannya menyerang serdadu kompeni dan prajurit Mataram di Kota Kediri. Pertempuran berlangsung sengit. Banyak pasukan Sunan Mas dan pasukan kompeni serta Mataram yang meninggal. Setelah malam tiba, Sunan Mas beserta pasukannya mundur menuju Pasuruan. Tujuannya untuk menggalang kekuatan prajuritnya dengan keturunan Untung Surapati. Pasukan Kompeni dan Mataram baru mengetahui hal ini keesokan harinya. Mereka lalu melakukan pengejaran.

[caption id="attachment_295896" align="aligncenter" width="430" caption="Monumen Perjuangan di Kota Kecamatan Ngantang. Dari dulu, Ngantang dikenal sebagai basis perjuangan melawan penjajah (infokepanjen.com)"][/caption]

Pasukan Sunan Mas yang telah mendapat bantuan berangkat dari Pasuruan melalui Ngantang. Ternyata di sana mereka berpapasan dengan serdadu kompeni dan pasukan Mataram. Pertempuran hebat tak terelakkan. Sayangnya, pasukan Sunan Mas dari Pasuruan ini kalah akibat serdadu kompeni menghujani mereka dengan meriam.

Dari sejarah panjang ini, maka banyak penduduk Ngantang yang mengaku masih merupakan keturunan bangsawan Kerajaan Mataram Islam. Salah satunya adalah penduduk di Desa Baturejo. Desa ini berada tepat di kaki Gunung Kelud, bersebelahan dengan Desa Pandansari yang merupakan desa dengan korban jiwa terbanyak.

[caption id="attachment_295895" align="aligncenter" width="350" caption="Kondisi Kecamatan Ngantang sebelum bencana yang tampak subur (http://jalankemanagitu.files.wordpress.com)"][/caption]

[caption id="attachment_295894" align="aligncenter" width="504" caption="Seorang penduduk melewati rumah-rumah yang hancur di Ngantang (ca.finance.yahoo.com)"][/caption]

Penduduk Ngantang dikenal handal dalam bercocok tanam. Selain itu, waduk Selorejo yang terdapat di sana juga menjadikan penduduk Ngantang juga bermata pencaharian sebagai petambak ikan. Sebelum bencana terjadi, Ngantang merupakan salah satu daerah pemasok sayur di Malang Raya dan Kediri. Kondisi alamnya yang subur menjadi berkah tersendiri. Meskipun terpisah dari pusat pemerintahan di Malang dan menjadi daerah eksklave, Ngantang mampu maju dan berkembang sejajar dengan kecamatan lain di Kabupaten Malang. Namun kini Ngantang seolah hancur akibat letusan Kelud. Semoga bencana ini cepat usai dan para penduduknya bisa bangkit kembali.

Sumber:

sudradiningrat.0fees.net

http://id.shvoong.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline