Lihat ke Halaman Asli

Ikrom Zain

TERVERIFIKASI

Content writer - Teacher

Kromatografi Gas: Pengungkap Adanya Narkoba

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih segar di ingatan kita artis Roger Danuarta yang kedapatan sedang sakau Narkoba. Juga artis Raffi Ahmad yang dinyatakan positif narkoba meski menimbulkan pro dan kontra apakah zat yang terkandung di dalam tubuhnya adalah narkoba atau bukan. Terlepas dari itu semua, pernahkah ada pertanyaan di pikiran Anda bagaimana pihak berwajib bisa mengatakan bahwa orang tersebut mengonsumsi narkoba? Bagaimana bisa pihak berwajib menentukan adanya zat X di dalam tubuh sesorang yang diindikasikan sebagai narkoba?

Nah selain menggunakan multimeter, pihak berwajib juga menggunakan alat yang disebut dengan GC (kromatografi gas). Alat ini dapat menampilkan kandungan zat dalam sampel urin tersangka. Adanya zat aditif dapat bertahan selama beberapa jam di urin, sehingga hal ini dapat dijadikan dasar analisis. Prinsip kerja alat ini adalah dengan memisahkan komponen yang terkandung dalam sampel sesuai sifat kepolarannya. Zat-zat yang telah terpisah nanti akan diketahui jenisnya. Analoginya seperti pada sensus penduduk. Pada sensus penduduk biasanya dikelompokkan dahulu menurut jenis kelamin. Lalu dikelompokkan lagi menurut usia. Lalu menurut pekerjaan, agama, dsb. hingga akhirnya terpilah beberapa bagian yang memiliki sifat berbeda. Kromatografi gas ini mirip seperti itu.

Kromatografi gas ini memiliki 4 bagian penting, yakni tempat memasukkan sampel (injector port), kolom, tabung gas pembawa (carrier gas), dan detektor. Bagian tempat memasukkan sampel berfungsi untuk menginjeksikan sampel. Kolom berfungsi sebagai tempat pemisahan. Tabung gas pembawa (carrier gas) berfungsi sebagai tempat gas yang akan membantu pergerakan sampel. Sedangkan detektor berfungsi sebagai tempat untuk mengenali zat-zat yang telah terpisah.

[caption id="attachment_296223" align="aligncenter" width="430" caption="Bagian Alat GC (http://teaching.shu.ac.uk)"][/caption]

Urin tersangka ini mula-mula disiapkan dahulu. Biasanya dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Setelah penyiapan sampel urin selesai, maka sampel dapat dimasukkan. Setelah sampel dimasukkan, maka akan bergerak menuju kolom. Di dalam kolom inilah terdapat oven. Tujuannya agar sampel urin tadi bisa berubah menjadi gas. Tadi sudah disinggung bahwa di urin terdapat banyak sekali zat. Nah tidak semua zat memiliki kemampuan untuk menguap yang sama. Ada zat yang mudah menguap dan ada zat yang sukar menguap. Semakin kuat gaya antar molekul zat tersebut, maka akan semakin sukar menguap.

Zat yang telah menguap ini akan bergerak menuju detektor. Pergerakan menuju detektor dibantu oleh gas pembawa yang dialirkan ke dalam kolom. Zat yang mudah menguap akan lebih cepat sampai dibandingkan zat yang sukar menguap. Kalau orang kurus sama orang gemuk lomba lari, maka kemungkinan yang menang yang kurus kan?

Setelah semua zat yang sampai ke detektor, maka detektor akan mengubah sinyal pergerakan zat tadi menjadi sinyal listrik. Setelah itu akan ditampilkan di layar seperti grafik di bawah ini. Cling.

[caption id="attachment_296257" align="aligncenter" width="530" caption="Grafik Waktu Retensi (http://www.dionex.com)"][/caption]

Grafik yang mirip pergerakan harga saham ini disebut waktu retensi. Di dalam grafik ini akan muncul puncak-puncak kurva. Coba Anda amati dengan seksama. Besarnya puncak-puncak kurva ini menggambarkan zat yang dianalisis. Misal zat A dengan puncak sekian dan zat B dengan puncak sekian. Setelah muncul grafik dari sampel urin tadi, maka alat akan otomatis memberi referensi: oh di urin tadi lho ada zat A, B, C, D, dst.

Dari sini akan diketahui apakah sesorang ini mengonsumsi narkoba atau tidak. Tidak hanya itu, dari sini juga bisa diketahui narkoba jenis apa yang telah dikonsumsi. Biasanya, untuk analisis lebih mendalam, alat ini diintegrasikan dengan alat lain yang bernama spektroskopi massa (MS). Dengan alat ini maka hasil analisis akan lebih akurat karena senyawa yang terkandung di dalam urin sangat komplek. GC sering kesulitan untuk membandingkan beberapa senyawa yang hampir mirip. Kedua alat ini biasa disebut dengan GC-MS.

Satu hal yang harus diperhatikan, untuk mendapat hasil yang optimal maka alat ini cukup memakan waktu. Mulai dari preparasi sampel, running (penggunaan alat), dan identifikasi sampel. Perlu minimlal 1 hari untuk bisa selesai. Inilah yang kadang-kadang tidak disadari oleh masyarakat luas terutama wartawan. Mengapa saya bisa bilang begitu karena pada saat kasus Raffi Ahmad mencuat, salah satu reporter TV O*e dengan enaknya “memaksa” BNN untuk mempercepat proses analisis. Dikira gampang apa 5 menit selesai seperti mesin fotokopi itu, hehe. Tidak jarang jika preparasi sampel yang dilakukan kurang baik, maka hasil analisisnya akan kacau. Maka dari itu, ketelitian dalam menggunakan alat ini juga harus diperhatikan agar presisi dan akurat.

[caption id="attachment_296225" align="aligncenter" width="150" caption="t1.gstatic.com"][/caption]

Baik sekian dulu. Semoga bermanfaat dan jauhilah narkoba. Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline