Tidak semua museum di Indonesia sepi pengunjung dan seperti hanya terdengar nyanyian jangkrik.
Museum ini contohnya. Ya, museum yang baru dibangun di Kota Wisata Batu ini adalah salah satu museum yang cukup ramai. Lebih ramai daripada tempat wisata lain di sekitarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan museum ini ramai dikunjungi wisatawan adalah banyaknya spot-spot menarik untuk berfoto-foto. Sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Apalagi kalau bukan narsis.
Menyadari narsis adalah salah satu daya tarik, pengelola museum ini cukup apik dalam mengelola tempat ini. Berbagai alat transportasi, mulai dari zaman dahulu hingga masa kini, dan berbagai bentuk serta ukuran ada. Tak hanya itu, pengelola wisata juga menyediakan area yang mendukung untuk pengambilan gambar. Tak heran, setiap liburan seperti saat ini, tempat ini selalu dijejali oleh wisatawan.
Untuk masuk ke museum ini tidaklah murah. Pengunjung dikenakan tiket sebesar 50.000 rupiah untuk hari biasa, dan 75.000 rupiah untuk hari jumat-minggu atau musim liburan. Tak hanya itu, jika pengunjung membawa kamera, maka dikenakan biaya tambahan sebesar 30.000 rupiah untuk setiap kamera digital yang dibawa. Untuk kamera ponsel/smartphone tak dikenakan biaya. Mau narsis saja harus bayar ya. Museum ini buka setiap hari mulai pukul 12.00 hingga pukul 20.00
Ada beberapa zona yang terdapat dalam museum narsis ini. Ada hal utama yang memamerkan berbagai transportasi masa pertengahan seperti mobil antik buatan tahun 1920an hingga 1960an, sepeda ontel, hingga helikopter. Di hal ini juga terdapat replika mini berbagai mobil.
Zona selanjutnya adalah edukasi. Nah sebenarnya inilah esensi utama dari museum ini. Sayang, tak banyak pengunjung memanfaatkan zona ini karena dirasa kurang pas untuk berfoto. Padahal banyak sekali ilmu yang kita dapat di sini, antara lain pengetahuan tentang semboyan kereta api (semboyan 35, 41, 36, dll), cara kerja mesin pada berbagai macam alat transportasi, informasi mengenai data statistik kendaraan bermotor, hingga mobil Tuxo yang dulu pernah ditungganggi meneg BUMN Dahlan Iskan. Di zona ini juga ada miniatur roket apollo. Pengunjung bisa menaikinya dan sekaligus bisa menikmati keindahan alam Kota Wisata Batu dari ketinggian.
[caption id="attachment_311447" align="aligncenter" width="448" caption="Ayo Bu senyum, yang cantik ya... 1...2...3... Cissss"]
[/caption]
[caption id="attachment_311448" align="aligncenter" width="448" caption="Ini bukan mainan lho...."]
[/caption]
[caption id="attachment_311450" align="aligncenter" width="448" caption="Replika Kapal Titanic, sayang kecil tak bisa dinaiki. Kalau besar, maka akan banya pengunjung yang beradegan mesra seperti di Film Titanic.hihi"]
[/caption]
[caption id="attachment_311451" align="aligncenter" width="448" caption="Tangga menuju Apolo. Tetap ya, Narsis!"]
[/caption]
Zona selanjutnya adalah zona Batavia dan Pecinan. Di zona ini terdapat toko-toko yang dimiliki orang Tionghoa, dan kantor-kantor milik Belanda. Tranportasi seperti bemo juga turut meramaikan zona ini. Setelah zona batavia dan Pecinan, terdapat zona Sunda Kelapa dan Gudang Batavia. Di zona ini akan tampak suasana aktivitas Kota Jakarta pada zaman kolonial hingga awal kemerdekaan. Ada banyak sekali setting yang dibuat seperti zaman tersebut seperti pelabuhan Sunda Kelapa, Stasiun Jakarta Kota (JAKK). Berbagai macam alat transportasi yang mendukung juga ada seperti bemo, sepeda, dan pedati. Tak hanya itu ada juga setting warung klasik pada zaman penjajahan. Di zona ini juga terdapat mobil-mobil antik yang pernah ada pada zaman penjajahan Belanda, Jepang, hingga masa awal-awal kemerdekaan.
Zona selanjutnya adalah zona gangster. Nah inilah favorit para pengunjung untuk bernarsis ria. Suasana yang mendukung seperti di film-film gangster menjadi alasannya. Ada banyak sekali setting yang bisa dijadikan ajang narsis, seperti penjara, pom bensin, bank, dll. Pengunjung akan leluasa berkreasi bak pemeran film yang sedang berakting. Ada yang sekedar menyeberang jalan hingga adegan-adegan unik lainnya.
Zona selanjutnya adalah zona Eropa. Di zona ini akan banyak setting negara-negara Eropa seperti Italia, Prancis, Inggris, dan Jerman, beserta alat transportasinya. Sayangnya, karena zona ini berada di dalam ruangan sehingga untuk acara narsis kurang pas karena pencahayaan yang kurang. Tapi lumayanlah untuk sekedar berfoto ria. Kapan lagi foto dengan nuansa Eropa, secara kalau ingin liburan ke Eropa harus merogoh koceh tak sedikit.
Zona selanjutnya adalah zona Istana Buckingham Palace tapi KW-9. Meski begitu lumayanlh untuk narsis lagi. Atau bisa juga jika ingin melakukan foto prewedding tanpa harus ke Inggris. Di dalam istana KW-9 ini juga ada foto-foto raja-raja dan ratu Inggris serta bis tingkat seperti yang di video klip One Direction. Zona selanjutnya adalah zona US (Zona Las Vegas dan Hollywood). Sayangnya zona ini sepertinya belum jadi.
Saking banyaknya tempat narsis, ponsel saya sampai habis baterainya. Sebenarnya, museum ini menyediakan tempat pengisian baterai berupa sebuah kotak. Ada banyak jenis charge sesuai merk ponsel kita. Kita sebenarnya bisa meninggalkan ponsel kita dengan aman karena ada kunci lokernya. Gokil kan.Benar-benar dipersiapkan untuk narsis. Sayangnya, tak banyak pengunjung yang memanfaatkan fasilitas ini, lha mereka kan sudah tak sabar narsis dan narsis lagi. Sampai capek.
[caption id="attachment_311466" align="aligncenter" width="336" caption="Jangan takut kehabisan baterai ponsel, ada tempat charge di beberapa titik. Pokoknya tetep narsis!"]
[/caption]
Kalau dibilang jujur, museum ini kurang pas disebut musem. Memang banyak koleksi benda-benda bersejarah yang bisa dilihat. Tapi melihat banyaknya pengunjung yang narsis (termasuk penulis), daripada belajar mengenai perkembangan transportasi, esensi museum sebagai tempat belajar menjadi hilang. Tempat ini tak ubahnya seperti tempat tourisity lain seperti Jatim Park dan BNS yang money oriented. Meski begitu, tempat ini cukup terekomendasi untuk dikunjungi, terutama untuk anda yang hobi berfoto ria. Sekian, salam, hidup narsis!
Gambar: Dokumen Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H