Lihat ke Halaman Asli

Sebelum Ramadhan Pergi

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1344259019332453417

http://2.bp.blogspot.com/-QQaGYrht9Yk/UApKH_iN7aI/AAAAAAAABYY/DcUVNxXMIPo/s1600/blue_little1.png

Sobat…

Kita belum tentu bernaung seteduh ini

Saat gemercik air menjadi irama waktu senja menyapa

Kala tetesannya kita tunggu dalam cegukan dahaga

Kita belum tentu hirup udara yang sama dalam dunia yang sama

Jika saja izhra’il tanpa pamit mencabut kenikmatan yang tak sehasta

Sang Arrahman Arrahim melipat lipat gandakan segala kebaikan

Jangankan amalan, dzikir , atau nasehat yang menawan

Diam saja sudah masuk hitungan

Jangankan sedekah membantu yang tak punya kekuatan

Tidur saja katanya masuk dalam catatan

Di hari ke tujuh belas ini

Harusnya sudah menggantung resah gelisah serta gundah

Pada pohon-pohon yang melambai indah tunjukkan kata pisah

Mestinya sudah berlalu kebencian itu

Berapa hari yang lalu bersama terbangnya debu-debu

Dendam yang mengancam, hasud yang mencengkram

Harusnya sudah hilang bersama basuhan hadas yang menggenang di comberan

Kemudian ada yang menggelitik diri sebagai hamba

Menjemput lailatul qodarNya

Saat para malaikat suci dan Arruh di dalamnya

Berbondong bondong di malam alfi syahr

Menemani hambaNya di samudra taqarub, raja’ khouf hingga al-fajr

Maka sebelum Ramadhan pergi

Takut saat nanti ia kembali kita tak di sini lagi

Sebelum hari fitri datang menanti

Aku berteriak di dekat lubang telingamu sobat

“Wahai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah pada jalan Rabbmu dengan ridha dan di ridhaiNya, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaku” (Alfajr, 27-30)

Ikrom S,

8, Nacr City 6-8-12

Hari ke-17 Ramadhan 1433




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline