Lihat ke Halaman Asli

Lima Karakter Paling Populer dan Berpengaruh dalam Perang Mahabarata

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1. Basudev Krishna
Sebagai avatar, Krishna pantas berada di posisi teratas, dengan karakter kesatria yg tenang menyejukkan, Ia hampir mengendalikan seluruh langkah para Pandawa. Ia yg membangkitkan Arjuna dari kebimbangan dalam tutur Bhagavadgita yg kini menjadi kitab suci Hindu paling populer.

2. Raja Gandhara, Shakuni
Shakuni bisa dibilang adalah tandingan dari Krishna sendiri, Ia pandai membaca pikiran lawan maupun kawan. Ia hampir mengendalikan seluruh gerakan kaurawa. Satu2nya tokoh yg memiliki kecerdasan setara Krishna. Ia memiliki andil paling besar dalam perjudian di hastina yg memicu perang Barata. Ia mampu mengarahkan simbol kejujuran dan keadilan Yudistira untuk berjudi bahkan mempertaruhkan istrinya.

3. Arjuna
Siapa yg tak kenal Arjuna? di indonesia Arjuna telah menjadi simbol daripada ketampanan. Ia yg merupakan pemanah terbaik di daerah arya. Ia yg prtama kali mendengar Bhagavadgita lgsung dari Tuhan sendiri. Arjuna menjadi andalan di medan perang oleh kubu Pandawa dan menghabisi banyak prajurit kaurawa dengan anak panahnya.

4. Drupadi
Setelah perjudian, drupadi penjadi faktor utama dlm perang besar ini. Ia bahkan mengakui bhwa ia bukanlah siapa2 saat itu, ia hanyalah kematian. Ia merupakan alasan terbesar dari kematian 99 kaurawa. Sosoknya yg arogan pula seperti ayahnya Drupada membuat ia menjadi sasaran untuk dilecehkan oleh Duryodana. Meskipun demikian ia bersahabat baik dengan Krishna sehingga sumpah2nya mampu terpenuhi semasa hidupnya.

5. Abimanyu
Seorang anak muda yg konon berumur 15-16 th pada saat perang saudara ini telah tercatat dlm sejarah sebagai karakter yg gagah berani. Kesatria sejati. Ia wafat dikeroyok oleh kesatria2 besar sprti Drona, Karna, Dursasan, Aswatama, Duryodana dan Shakuni. Kematiannya memicu kemarahan Arjuna, membangkitkan semangat Arjuna untuk berperang lebih kuat daripada saat Arjuna mendengar Bhagavadgita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline