Lihat ke Halaman Asli

Warung

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1289380122587918102

Tak perlu kau kata bahwa aku salah karena membiarkan putriku untuk tidur dengan ambu yang telah menjaganya sejak berumur 40 hari. Ah kau hanya bisa bla bla bla tanpa memikirkan perasaanku, tapi hey kau tau apa tentang kami. Kenapa kau begitu percaya diri menjelma menjadi seorang yang arif didepanku, tak usahlah bu... tak usah repot-repot. Saat rolling doormu belum terbuka, aku sudah menyuapi putriku dengan sarapan uduk kesukaannya. Kau hanya menilai semuanya saat melihatku meninggalkan putriku yang terlelap dirumah ambu, tapi kau seolah melupakan hal penting bahwa aku sudah kembali mengetuk pintu sebelum putriku terbangun. Ah sudahlah... Orang sepertimu hanya terlalu rajin memperhatikan orang. Tapi wajarlah, kalau tidak begitu mana bisa daganganmu laku. Kau seperti infotaiment saja, bergunjing untung menaikan rating-penjualan. Jualan sambil ngerumpi bikin lariiiisssss ( foto.detik.com ) * Jadi ingat kata almarhum kalau warung itu salah satu tempat untuk berbuat maksiat (tidak hanya warung remang-remang saja ternyata ya hehehehehe )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline