Lihat ke Halaman Asli

Kembar Identik

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan kurus berbaju lusuh itu mendorongku dengan keras, bicaranya yang setengah berteriak memaksa seluruh penumpang menatap padaku. Di belakangnya seorang anak kecil berwajah familiar menarik-narik bajunya menangis keras saat ibunya tiba-tiba menurunkannya dengan kasar.

 

“ Dasar pengecut ! Bajingan ! Tidak tau malu ! Beraninya sama perempuan lemah sepertiku ! Lihat apa yang telah kau perbuat “ tangannya menunjuk anak kecil dibelakangnya. “ Jahanam... !!! “ Rutuknya.

Makian itu penuh amarah dan dendam. Tatapan penumpang terlihat iba atau mereka malah curiga padaku.

 

Kenek menyeret paksa perempuan itu keluar dari metro mini, anak kecil itu menatapku sekilas dengan mata jernihnya yang sembab.

Reflek kututup mukaku. Hatiku pedih. Bayangan saudaraku yang terbujur kaku dengan mulutnya yang berbusa begitu jelas dalam ingatan

 

Tuhan... kenapa kau berikan kami wajah yang sama persis.

 

 

 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline