Desa Sekartaji di Nusa Penida adalah salah satu permata tersembunyi di Bali yang dikenal karena keindahan alamnya dan masyarakat yang erat memegang tradisi Bali. Namun, seiring dengan meningkatnya arus wisatawan dan pendatang dari berbagai daerah, desa ini mulai menghadapi tantangan multikulturalisme. Bagaimana masyarakat setempat dapat menjaga identitas mereka di tengah keberagaman budaya yang semakin hadir?
Artikel ini mengulas tantangan multikulturalisme yang dihadapi Desa Sekartaji serta solusi yang dapat diterapkan untuk menciptakan harmoni sosial.
---
Tantangan Multikulturalisme di Desa Sekartaji
1. Perbedaan Nilai dan Tradisi
Kehidupan masyarakat lokal yang lekat dengan adat Bali sering kali berbenturan dengan kebiasaan pendatang atau wisatawan yang membawa nilai-nilai baru. Konflik kecil dapat terjadi, terutama dalam hal etika atau tata cara sosial.
2. Bahasa dan Komunikasi
Bahasa Bali adalah identitas utama masyarakat lokal. Namun, masuknya berbagai etnis dengan bahasa yang berbeda sering menjadi kendala komunikasi yang memengaruhi hubungan sosial.
3. Kesenjangan Ekonomi
Wisatawan dan pendatang yang memiliki akses ekonomi lebih besar kerap memicu ketidakseimbangan. Hal ini menciptakan potensi kecemburuan sosial antara masyarakat lokal dan pendatang.
---