Yp09 – Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan satu tahun lebih berdampak pada banyak sektor, termasuk perhotelan. Di Kabupaten Buleleng, Bali, misalnya, sekitar 20 hotel dan puluhan vila ditawarkan untuk dijual karena pemiliknya kesulitan finansial. Dikarenakan banyak hotal yang tutup dan berakhir dijual banyak karyawan yang terpaksa untuk diberhentikan atau dipecat karena dari pihak hotal tidak bisa untuk menanggung biaya gaji karyawan yang cukup banyak.
Khususnya di Desa Pemuteran banyak hotel yang ditutup dikarenakan kondisi pandemi yang menyebabkan sepi pengunjung yang mana jika terus berlanjut seperti ini pihak hotel akan menerima kerugian yang cukup besar karena biaya pemeliharaan hotel dan biaya gaji karyawan. Banyak karyawan setempat yang diberhentikan karena kondisi hotel yang sepi pengunjung. Karyawan hotel yang terkena dampak dari pandemi ini mengalami kesulitan yang cukup berat karena bingung bagaimana caranya untuk mencari uang agar dapat membiayai hidupnya dan juga keluarganya.
Karyawan-karyawan yang terpaksa diberhentikan terpaksa untuk menerima keadaan untuk kehilangan perkerjaan pokoknya yang biasanya untuk menungjang kehidupan di rumahnya. Banyak karyawan yang protes akan hal tersebut karena mereka tidak memiliki pekerjaan lain selain bekerja di hotel. Ada beberapa keryawan yang memberanikan dirinya untuk memulai usaha kecil-kecil hanya untuk mencukupi orang – orang rumah.
Ada yang memulai usaha menjadi petani anggur yang mana sebagai petani anggur keuntungan yang didapatkan tidak begitu besar karena musim panen yang lama dan perawatan tanaman yang cukup besar, kendala tersebut juga menjadi pukulan bagi para petani anggur yang baru saja memulai usahanya, dimulai dari membeli bibit hingga perawatan anggar tanaman anggurnya tetap hidup dan dapat berbuah banyak. Namun ada beberapa petani anggur yang mengalami kerugian dalam hasil panennya, karena hasil panen yang didapatkan tidak sesuai dengan ekspetasinya dari awal.
Ada juga karyawan hotel yang terpaksa memilih menjadi nelayan dimana mereka mengadu nasibnya di laut untuk mencari ikan untuk dijual. Ikan yang didapatpun tidak seberapa dengan usaha yang mereka keluarkan pada saat melaut, hal ini lah yang menjadi batu karang bagi para karyawan hotel yang dipaksa untuk berhenti bekerja.
Keuntungan dari usaha sampingan yang mereka lakukan tidak seberapa untuk menutupi kebutuhan di rumahnya, walau kesulitan mereka tetap berusaha untuk bertahan melewati situasi pandemi yang membuat ekonomi mereka turun. Untungnya pemerintah mengeluarkan bantuan untuk para karyawan yang dirumahkan, walau tidak seberapa bantuan tersebut sangat berarti bagi mereka karena ekonomi yang turun menjadikan kehidupan mereka serba kurang.
Walau pandemi sempat mereda yang mana membuat hotel – hotel dibuka kembali namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena adanya PPKM darurat saat ini membuat beberapa karyawan yang sudah bisa bekerja kembali dipaksa untuk dirumahkan kembali. Walau dirumahkan kembali mereka sekarang sudah terbiasa dengan kondisi saat ini, dengan memulai kembali usaha sampingan yang mereka lakukan.
Di Pemuteran masih banyak yang memelihara sapi, hal tersebut pun dijadikan pekerjaan sampingan bagi para karyawan yang dirumahkan, mereka mulai memelihara sapi untuk kedepannya dijual kepada sodagar sapi disekitar. Untungnya makanan sapi banyak tersedia di sekitar daerah Gerokgak, mereka mencari makanan sapi dengan memotong rumput yang ada di bukit, dengan susah payah mereka membesarkan sapi yang dipeliharanya untuk menutupi biaya rumah yang semakin hari semakin besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H