Lihat ke Halaman Asli

Workshop Sastra Bali Klasik I

Diperbarui: 7 Juli 2021   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Yp09 – Pada hari kedua Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar Workshop Sastra Bali Klasik pada Jumat 4 juni 2021 melalui media Zoom Meet. Pada workshop kali ini berfokus pada sastra Bali Klasik yang dimoderatori oleh Ibu Teguh Mahasari dan dua pemateri yaitu Drs, I Dewa Windu Sanjaya, M.Hum dan Drs, wayan Sutaja, M.Hum yang akan memberikan materi mengenai satra Bali Klasik.

Pada workshop dihari kedua ini ada sambutan dari Mentri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi dan beliau memberikan sambutan untuk memotivasi masyarakat Bali dalam melahirkan karya-karya sastra Bali. “Covid itu sangat dahsyat dampaknya, kalo hari ini ada workshop sastra klasik di Bali, saya sangat mengapresiasi Bali ya, saya suka berpakaian Bali, bahkan ketika sampai di Bali saya langsung ganti pakaian. Bali itu angat luar biasa, saya harap semua seniman dan sastrawan harus menguasai teknik membuat karya sastra yang benar. Workshop sastra Bali klasik ini yang dipimpin oleh Ari Dwipayana pastinya akan memberikan semangat kepada seluruh masyarakat untuk berkarya, Bali itu idola, tempat mendapat inspirasi, jadi melalui wokshop ini saya yakin akan memberikan inspirasi bagi semua seniman dan masyarakat di seluruh dunia.” ujar bapak Budi Karya Sumadi yang sangat bangga dengan Bali.

Pada workshop salah satu pemateri yaitu Drs. Dewa Gede Windu Sanjaya, M.Hum mengatakan bahwa “intinya fokus dengan bahasa sastra dalam penulisan sastra, karena ini adalah warisan leluhur yang abadi. Mengapa kita harus menulis sastra? Ya karna tulisan sastra ini adalah warisan kebudayaan yang harus dilestarikan, belajar cara karang mengarang, menulis sastra adalah bentuk kepedulian untuk melestarikan warisan tradisional.” Yang dimana beliau memberikan wejangan mengapa kita harus melestarikan sastra yang telah diwariskan oleh leluhur kita karena dalam melestarikan warisan tersebut kita harus memiliki kepedulian terhadap warisan tradisional yang telah diturunkan kepada kita agar anak cucu kita dimasa depan masih bisa merasakan warisan dari leluhur dan ikut melestarikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline