Lihat ke Halaman Asli

Ikmal Trianto

Setengah mahasiswa setengah pekerja

Filosofi Mengatasi Masalah

Diperbarui: 4 Januari 2023   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Freepik

Setiap orang saya rasa tidak ingin menemui masalah atau mendapatinya. Baik itu masalah dengan keluarga, teman, rekan kerja atau masalah yang paling rumit adalah dengan diri sendiri. Manusia cenderung tidak siap berhubungan dengan masalah. Tetapi sebetulnya menghindari masalah itu sendiri merupakan suatu masalah. Otak manusia bekerja dengan konteks bahwa semakin jarang sesuatu terjadi, justru semakin sering kita melihat sesuatu itu. 

Mengapa orang menemukan banyak hal saat tidak ada sesuatu terjadi? Dalam sebuah riset neurosains dan psikologi kognitif menerangkan hal itu adalah bentuk konsekuensi dari cara otak kita memproses informasi. Kita akan terus membandingkan apa yang ada di hadapan kita dengan apa yang terjadi sebelumnya sebagai konteks.

Secara tidak sadar, bahwa dalam otak kita terdapat bagian lobus frontal yang salahsatunya berfungsi berpikir logis, dan memecahkan masalah. Artinya meskipun secara afektif kita memiliki kencenderungan untuk tidak siap dihadapkan pada masalah, koginisi kita akan membantu berpikir mencerna masalah tersebut menjadi bagian-bagian yang dapat diuraikan dan menemui solusi yang dimaksudkan.

Terdapat padanan kata kerja yang digunakan untuk 'menyelesaikan masalah' yakni 'mengatasi' masalah. Dalam kata mengatasi terbagi dalam kata dasar atas serta imbuhan meng-i. Atas berarti bagian yang lebih tinggi. Konteks mengatasi dalam KBBI dapat diartikan sebagai menguasai, baik itu keadaan atau sebagainya, melebihi sesuatu, mengalahkan, bahkan menanggulangi. Dengan kata lain kitapun dirancang untuk mampu menyelesaikan masalah itu sendiri, dengan mampu mengoptimalkan fungsi kerja otak.

Sebagian kita terkadang melupakan kemampuan tersebut. Respon pertama dalam menjumpai masalah adalah meluapkan emosi yang terkadang mengahalangi cara berpikir logis. Masalah adalah bagian dari hukum alam. Bahkan terdapat pepatah yang menyatakan bahwa hidup itu adalah masalah. Yang perlu kita lakukan adalah mengubah perspektif terhadap masalah itu sendiri. Cobalah untuk mulai menerima masalah sebagai bagian dari satu proses perjalanan sampai pada titik tertentu. Masalah adalah ujian pendewasaan dan masalah adalah ujian menuju kesempurnaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline