Oleh : Ikmal Farikh
Akademi Komunitas Negeri Pacitan
Banyak kalangan mempertanyakan kondisi perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Sebagai negara yang sedang berkembang dengan potensi besar, Indonesia telah menghadapi berbagai rintangan dan peluang ekonomi sejak tahun 2019 hingga 2023. Artikel ini akan membahas tren pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun waktu tersebut, dengan menganalisis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pendapatan nasional. Mari kita ikuti bersama perjalanan ekonomi Indonesia selama empat tahun terakhir ini.
Apa sih Pendapatan Nasional Indonesia itu?
Menurut BPS, pendapatan nasional Indonesia adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh sektor perekonomian negara dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan nasional dapat dihitung melalui Produk Domestik Bruto (PDB), yang mengukur total nilai barang dan jasa yang dihasilkan.
Selama empat tahun belakangan ini, perekonomian Indonesia telah menunjukkan ketahanan yang cukup mengesankan di tengah berbagai rintangan global. Pada tahun 2019, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan, mencapai 5,02%, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya pandemi COVID-19 yang membawa tantangan besar bagi perekonomian nasional. Namun, perekonomian Indonesia berhasil menunjukkan kemampuan untuk bangkit dan beradaptasi dengan situasi yang sulit. Memasuki tahun 2023, perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat pasca-pandemi dengan laju pertumbuhan sebesar 5,05%.
Ini menandakan ketahanan perekonomian nasional dalam menghadapi guncangan global. Sektor Transportasi dan Pergudangan mencatat laju pertumbuhan tertinggi sebesar 10,33%, mencerminkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat. Selain itu, Pulau Jawa tetap menjadi pulau kontributor terbesar bagi perekonomian nasional, menyumbang 57,05% dari total PDB pada tahun 2023. Namun, laju pertumbuhan yang lebih tinggi tercatat di wilayah timur, seperti Maluku dan Papua yang mencapai 6,94%, serta Sulawesi dengan 6,37%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah. Berikut ini beberapa faktor yang berkontribusi pada pendapatan nasional.
Faktor-Faktor Pendapatan Nasional Indonesia
1. Faktor Internal
Peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui kemampuan dan efisiensi pekerja yang lebih baik berkontribusi langsung pada output ekonomi. Pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan jaringan telekomunikasi juga memainkan peran penting dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing nasional.
2. Faktor Eksternal
Fluktuasi harga komoditas global dapat mempengaruhi nilai ekspor Indonesia, terutama harga minyak dan bahan tambang. Kebijakan ekonomi negara-negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, dapat berdampak pada permintaan ekspor dan arus investasi asing. Selain itu, kondisi geopolitik global dan bencana alam dapat menyebabkan guncangan ekonomi yang signifikan.
3. Kebijakan Pemerintah
Peran pemerintah dalam mengelola dan merespons berbagai faktor ini sangat krusial. Kebijakan fiskal dan moneter yang tepat dapat memitigasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang pertumbuhan. Inisiatif seperti reformasi regulasi, insentif investasi, dan program pengembangan sumber daya manusia dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan nasional Indonesia dalam jangka panjang.