Masa transisi dari siswa sekolah menengah ke dunia perkuliahan menawarkan banyak tantangan dan peluang baru. Dalam analogi yang menarik, mahasiswa baru dapat diibaratkan sebagai kanvas kosong yang mencari seorang pelukis.
Mereka adalah individu-individu yang siap untuk diwarnai dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, dan wawasan baru, yang pada akhirnya akan membentuk identitas dan masa depan mereka.
Kanvas kosong: awal yang penuh potensi
Mahasiswa baru datang dengan berbagai latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, tetapi mereka semua memiliki satu kesamaan: mereka adalah kanvas kosong. Ini berarti mereka memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang dan bertransformasi.
Pada awal perjalanan mereka, mereka mungkin merasa cemas atau tidak tenang dalam melihat masa depan, terlebih mereka lebih mudah berubah dalam setiap keputusannya, tetapi ini adalah bagian dari proses belajar dan penemuan diri.
Sebagai kanvas kosong, mahasiswa baru memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.
Mereka dapat memilih jurusan yang sesuai dengan passion mereka, mengikuti berbagai organisasi dan kegiatan internal maupun eksternal kampus, serta menjalin hubungan sosial yang baru.
Setiap pengalaman ini akan menambah warna dan tekstur pada kanvas mereka, membentuk identitas mereka seiring berjalannya waktu.
Mencari pelukis: peran mentor dan pengalaman
Seorang pelukis dalam analogi ini bisa diartikan sebagai mentor, dosen, teman, dan bahkan pengalaman hidup itu sendiri. Setiap pelukis memiliki gaya dan pendekatan yang unik, yang akan memberikan kontribusi berbeda pada kanvas mahasiswa baru.
Dosen, misalnya, dengan pengetahuan dan pengalaman mereka, dapat memberikan wawasan akademis dan profesional yang berharga. Mereka tidak hanya mengajar teori, tetapi juga membimbing mahasiswa dalam proyek penelitian, magang, dan pengembangan karir.