Lihat ke Halaman Asli

Iklil Masshadad

Mahasiswa/pelajar

Dinamika Sepak Bola Timnas Indonesia: Persaingan Naturalisasi dan Lokal Sudut Pandang Pemberdayaan Masyarakat

Diperbarui: 7 Juli 2024   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrai Suporter Indonesia saat mendukung Timnas main. sumber: bola.com

Sepak bola merupakan olahraga yang dapat dikatakan memiliki peminat yang sangat besar, salah satunya sepak bola yang ada di Indonesia. Indonesia memiliki Timnas Sepak Bola baik kalangan laki-laki dan perempuan, yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok usia. Belakangan ini, Timnas Indonesia sedang banyak dibicarakan lantaran beberapa prestasi yang ditorehkan dalam beberapa ajang bergengsi, contohnya adalah mampu masuk dalam ajang semifinal piala AFC untuk pertama kalinya. Periode ini bisa dikatakan tahunnya Timnas Sepak Bola Indonesia dengan lonjakan prestasi yang signifikan. Kedalaman squad yang diperkuat wajah-wajah baru yang membawa nama Timnas semakin dipandang sebagai salah satu tim sepak bola yang tidak lagi dipandang remeh.

Akan tetapi, lain dari pada itu, ditengah euforia tersebut muncul asumsi-asumsi yang yang mendasari mulainya perpecahan dalam keikutsertaan mendukung timnas Indonesia, yaitu anggapan bahwa sangat menyayangkan jika dalam anggota timnas Indonesia diisi oleh para pendatang baru atau bisa disebut sebagai pemain naturalisasi dan meninggalkan banyak pemain lokal. Menurut mereka, lalu untuk apa diadakan kompetisi di dalam negeri jika yang terpilih untuk mewakili negara adalah yang tidak dari negeri sendiri?

Mereka menganggap baha pemain-pemain naturalisasi merebut posisi mereka sebagai golongan yang lebih berhak dalam membela tanah air sebagai pemain sepak bola. Persepsi seperti inilah yang akan penulis luruskan dengan sudut pandang pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses di mana individu dan kelompok diberdayakan dengan kekuatan, keterampilan, dan peluang untuk mengendalikan kehidupan mereka sendiri dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Proses ini meliputi berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, dan politik, serta termasuk akses terhadap pendidikan, informasi, dan sumber daya. Melalui pemberdayaan, masyarakat menjadi lebih sadar akan hak-hak dan kewajiban mereka, serta lebih mampu untuk memantau dan menuntut akuntabilitas dari pemimpin dan institusi yang ada.

Kemudian dalam kasus ini yang terjadi adalah squad timnas dalam edisi terakhir ini banyak diisi oleh pemain-pemain pendatang, pemain-pemain diaspora atau pemain naturalisasi. Dimana menurut sebagian orang, hal tersebut sangat disayangkan sebab dianggap merupakan tindakan yang dapat mengubur potensi anak bangsa, dengan tidak mengikutsertakan atau ikut andil dalam kebutuhan membela negara seperti kasus tersebut. Dalam hal ini yang paling disalahkan adalah mereka yang berada dalam jajaran kepengurusan timnas sepakbola Indonesia secara khusus adalah PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). 

Selain pelatih timnas, dalam faktanya pssi berperan vital dalam memenuhi kedalaman squad timnas yang diinginkan oleh pelatih. Kenyataan yang terjadi adalah pssi terlalu fokus pada mendatangkan seorang pemain keturunan, dan menomor duakan pemain lokal. Padahal, tindakan pssi tersebut juga guna memenuhi permintaan dari masyarakat, yang selalu mendesak dan menginginkan timnas mampu membawa juara. Jajaran pengurus timnas menilai bahwa dengan kedalaman squad yang ada sebelumnya kurang mampu bersaing, sehingga alternatif yang digunakan pssi adalah dengan mendatangkan pemain grade A yang memiliki darah keturunan Indonesia yang mau diambil dan diajak bergabung kedalam squad timnas Indonesia.

Dinamika yang terjadi adalah bahwa persaingan untuk masuk ke dalam timnas Indonesia semakin sulit ditambah dengan pssi yang dianggap kurang memperhatikan pemain lokal. Beberapa orang meyakini hal tersebut dianggap membuat perpecahan anatara orang-orang yang setuju dengan kedatangan pemain naturalisasi dan orang-orang yang setuju dengan squad timnas Indonesia diisi oleh pemain lokal, hingga dalam beberapa kasus muncullah istilah “Lokal Pride” yaitu mereka yang menginginkan timnas Indonesia diisi pemain lokal. Lalu untuk menjembatani dinamika yang ada adalah bahwasanya tindakan yang dilakukan oleh kepengurusan pssi sudah benar adanya, pssi menggunakan hak nya sebagai pemangku keputusan tertinggi dalam sepak bola Indonesia, dengan memenuhi keinginan masyarakat yang selalu mendesak timnas Indonesia juara. 

Dengan didatangkannya pemain naturalisisasi terbukti timnas Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan, meskipun belum terpenuhi sebagai juara, setidaknya kepuasan terhadap kondisi timnas saat ini melambung lebih jauh dibanding sebelumnya. Coach Justin, salah seorang pengamat sepak bola mengatakan bahwa timnas Indonesia saat ini berada dalam naungan yang tepat dan memiliki progres yang menjanjikan. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat dapat diuraikan bahwa ada tiga pendekatan utama, yaitu Enabling, Empowering, dan Protecting. 

Dari ketiga pendekatan tersebut, Empowering memiliki potensi besar untuk digunakan dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Empowering berarti meningkatkan kapasitas dengan memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat, termasuk memberikan input dan akses ke peluang yang beragam untuk meningkatkan kemandirian mereka. Hal tersebut sejalan dengan yang dilakukan jajaran pssi dengan mendongkrak sumber daya manusia melalui pemain keturunan yang memiliki kapasitas diatas rata-rata pemain lokal.

Dalam hal lain, pemberdayaan masyarakat dalam hal ini juga bisa tercapai dengan masyarakat ikut berpartisipasi dalam membantu perkembangan timnas Indonesia supaya target akan lebih mudah tercapai. Artinya para pemain lokal harus bersaing secara sehat dengan pemain naturalisasi dalam memperebutkan posisinya dalam squad timnas Indonesia. Maka dengan itu akan tampak bahwa siapa sajakah yang layak dan pantas untuk masuk dalam squad timnas dan mampu menjadi wakil negara, serta memenuhi keinginan masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline