Oleh Ikko Williams
Kupersembahkan sehelai kenangan yang kupungut dari gerai masa lalu...
Bersama dia yang pernah lukis prasangkaku dengan rindu...
Ketika aku bangun dari pekatnya kesendirian yang telah lama bekukan hasratku...
Dia mencipta serumpun suara merdu, janji takkan meninggalkanku...
Dia tak merumitkan janji, hanya menyajikan sepotong kasih...Dan entah kenapa suaranya segera menari-nari dalam jiwaku yang pernah tersisih...Pekat kesendirian segera membuih...
Melebur dan lenyap bersama sang sedih...
Jiwa ini, hasrat ini, juga kasih yang kumiliki...
Menjernih bagai danau biru diitari ilalang yang menari...
Angsa-angsa melenggang, cipratkan cinta, kibaskan asa...
Cintaku segera berubah nyata, bak nila dalam ceruk-ceruk air telaga....
Aku dan dia selalu sisipkan cerita diantara perjalanan arungi cinta...
Mendayung gemerlap harapan hingga kini kami menua...
Tetap bersama, tertawa diatas kerut-merut wajah yang memang sudah ada takdirnya...
Dan kami akan berengkuhan bersama, hingga maut memisahkan suasana....
Inilah sehelai kenanganku dengannya...
Indahnya kuharap bisa cerahkan hati yang menikmatinya...
Selehelai saja indah adanya...
Apalagi jika segerai kenangan cintaku kubagi semua...
Bandung, 8 oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H