Lihat ke Halaman Asli

ikke wardah

Wanita Tangguh

Jangan Ada Radikalisme di Indonesia

Diperbarui: 27 Mei 2020   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Radikalisme berkembang di Indonesia begitu pesat. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi kelompok nasionalis agar ideologi radikal tidak semakin meluas. Ada empat alasan mengapa radikalisme dapat berkembang di Indonesia.

"Proses seseorang menjadi radikal itu sangat rumit. Jika dia tidak merasa nyaman dengan situasi demokrasi saat ini, dia akan mencari ideologi lain, termasuk radikalisme,"

Alasan pertama seseorang menjadi radikal, adalah untuk kepentingan personal. Hal itu, bisa menyangkut urusan ideologi maupun finansial. Kelompok radikal bisa menyebar dengan luas dengan janji-janji kebutuhan finansial yang tercukupi. Alasan Kedua Selain itu, orang bisa tertarik terhadap radikalisme karena ada propaganda politik yang menarik. Alasan yang Ketiga Fasilitas seperti pelatihan dan transportasi juga bisa menjadi alasan seseorang bergabung dengan kelompok radikal.

"Ini bisa dilihat dalam perekrutan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS,"

Pemahaman soal penyucian diri juga menjadi alasan kuat bagi seseorang yang masuk ke dalam lingkaran radikalisme.
Selanjutnya alasan yang keempat Adapun, faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya radikalisme di Indonesia, adalah ketika para elit politik yang buruk. Hal itu menyebabkan publik menjadi apatis terhadap demokrasi dan menjadikan radikalisme sebagai jalan alternatif.

"Permusuhan antar elit politik juga tidak baik. Hal semacam ini menimbulkan sinisme bahwa demokrasi bukan yang terbaik,"

Radikalisme menjadi alternatif bagi masyarakat yang kecewa dengan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline