Oleh Nazrul Soepomo
Pengamat Sosial dan Politik
Tak terasa kurang dari satu minggu lagi, kita sebagai warga negara republik Indonesia akan membanjiri tempat pemungutan suara dalam rangka pesta demokrasi. Tepat tanggal 17 April nanti kita memberikan suara dan pilihan kita terhadap calon -- calon yang akan mewakili aspirasi kita di pemerintahan. Mulai dari calon -- calon legislatif sampai dengan calon presiden dan wakil presidennya. Pilihan kita akan menentukan jalannya roda pemerintahan Negara ini lima tahun kedepannya.
Mari kita tilik kembali, mengapa kita harus memberikan hak pilih kita di dalam PILEG atau PILPRES nanti? Letak tanggung jawab kita sebagai seorang warga negara yang baik akan terlihat disini. Dengan memberikan hak pilih atau suara dalam pesta demokrasi tanggal 17 April 2019, merupakan bentuk ikut andilnya kita dalam menyukseskan pemerintahan kedepannya, agar kita tidak lempar batu sembunyi tangan setelah selesai pesta demokrasi. Sehingga dengan memberikan hak pilih kita yang sudah kita yakini, mampu meminimalisir gesekan yang akan terjadi.
Waktu yang tak panjang lagi dalam menyambut datangnya pesta demokrasi ini, ada saja kelakuan -- kelakuan oknum yang tak bertanggung jawab dalam berujar. Seperti berkomentar terhadap ajakan yang baik dari seorang Bapak Panglima TNI.
Beliau (Bapak Panglima TNI) menyebutkan akan membantu dan mengawal jalannya proses pesta demokrasi dari pihak mana saja yang akan mencuranginya. Sehingga dengan adanya penyampaian baik tersebut kita sebagai rakyat Indonesia sangatlah merasa aman dari kecurangan -- kecurangan yang akan muncul.
Saya sungguh heran dengan komentar dari seorang aktivis JAKI, Yudi Syamhudi Suyuti, dengan lantangnya meminta untuk Bapak Panglima TNI melakukan klarifikasi terkait dari pernyataan yang disampaikan. Jelaslah apa yang disampaikan oleh Bapak Panglima TNI merupakan suatu seruan baik dalam menjaga keamanan di dalam negara tercinta kita.
Bukankah salah satu tugas dari TNI adalah sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam menjaga kedaulatan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman dan gangguan yang datang dari luar maupun dalam?
Lantas sebagai warga negara yang baik, tak pantas kita untuk takut dengan pernyataan dari Bapak Panglima TNI. Sebaliknya marilah kita dukung dan sepakati untuk ikut andil dalam menjaga persatuan dan kesatuan.
Di akhir tulisan ini, saya mengetuk hati nurani seraya mengajak masyarakat Indonesia untuk berterimakasih kepada TNI kita. Kita pahami bersama bahwa Politik TNI adalah politik negara. TNI berada di tengah-tengah masyarakat, bersikap netral dan tidak berpihak kepada siapapun. TNI kita hanya ingin memastikan masyarakatnya leluasa dan aman dalam menggunakan hak pilihnya.
Kepada saudara ku mengatasnamakan JAKI, siapapun anda. Anda adalah masyarakat Indonesia. Saya percaya bahwa anda bukan lah orang yg mudah menyudutkan pemerintah dan TNI. Anda yg berada di JAKI adalah kaum terpelajar yang semestinya paham dan menyadari peran TNI di dalam Pemilu. Mungkin hari ini Anda "sedikit lupa" akan peran TNI dan keberadaan TNI dalam Pemilu. Namun tidak untuk hari esok. Majulah TNI kita, Garda terdepan bangsa ini.