Lihat ke Halaman Asli

Belajar Bukan Hanya dari Buku! (Teori Piaget)

Diperbarui: 3 November 2024   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika memikirkan proses belajar anak-anak, mungkin yang pertama kali terlintas adalah buku, guru, dan ruang kelas. Namun, dalam teori perkembangan kognitifnya, psikolog Jean Piaget menegaskan bahwa proses belajar anak tidak terbatas pada pendidikan formal saja. Piaget percaya bahwa anak-anak memperoleh pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar dan pengalaman langsung bukan hanya melalui buku. Artikel ini akan mengupas bagaimana teori Piaget mengungkapkan bahwa belajar bisa terjadi di luar kelas, dengan menekankan pada eksplorasi, kreativitas, dan pengalaman nyata.

Teori perkembangan kognitif Piaget membagi perkembangan anak ke dalam empat tahap, yang masing-masing menggambarkan pola berpikir dan cara belajar yang unik di setiap rentang usia. Tahap pertama adalah Sensorimotor (usia 0-2 tahun), di mana anak belajar melalui indera dan interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Pada tahap ini, mereka memahami dunia melalui aktivitas dasar seperti meraba, merasakan, dan mengamati. Tahap berikutnya, Praoperasional (usia 2-7 tahun), ditandai dengan kemampuan anak menggunakan simbol-simbol, seperti kata-kata dan gambar, untuk menggambarkan objek. Di sini, anak cenderung berpikir egosentris dan hanya melihat dunia dari sudut pandangnya sendiri.

Kemudian, tahap Operasional Konkret (usia 7-11 tahun) adalah ketika anak mulai mampu berpikir logis, meskipun masih terbatas pada hal-hal konkret atau nyata. Mereka mengerti konsep seperti konservasi (bahwa jumlah benda tidak berubah meski bentuknya berubah) dan mulai memiliki kemampuan memecahkan masalah sederhana. Akhirnya, tahap Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas) memungkinkan anak untuk berpikir abstrak dan hipotetis, memfasilitasi pemecahan masalah kompleks dan kemampuan berpikir kritis. Pada tahap ini, mereka dapat memahami konsep-konsep yang lebih kompleks, seperti etika dan keadilan.

Piaget menekankan bahwa proses belajar tidak hanya melibatkan aspek kognitif, tetapi juga pengalaman langsung yang dapat merangsang kreativitas. Melalui kegiatan seperti seni, olahraga, dan aktivitas fisik lainnya, anak-anak dapat mengasah keterampilan motorik, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, berlatih musik atau melukis tidak hanya memberikan pengalaman estetika, tetapi juga mengajarkan konsep-konsep matematika, koordinasi, dan cara mengekspresikan diri.

Proses belajar anak-anak sangatlah luas dan kompleks, melampaui sekadar membaca buku atau menghafal fakta. Teori Piaget menekankan bahwa pengalaman belajar yang paling efektif bagi anak-anak terjadi melalui eksplorasi, interaksi, dan pengalaman langsung. Dengan memberi mereka kesempatan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas, kita tidak hanya membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia, tetapi juga mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka. Lalu bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung eksplorasi dan interaksi ini?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline