Lihat ke Halaman Asli

Siswa Mengalami Krisis Moral: Sudah Efektifkah Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling (BK) yang Dilakukan?

Diperbarui: 14 November 2018   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini banyak sekali terjadi fenomena-fenomena yang memprihatinkan dan memperburuk citra pendidikan di Indonesia. Masih banyak sekolah-sekolah yang belum mampu menjaga moral dari setiap peserta didik yang ada didalamnya. Terutama moral dalam hal menghormati dan menghargai guru sebagai pendidik yang mengantarkan mereka untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara.

Sebagai contoh, salah satu kasus yang terjadi pada bulan Februari lalu, yaitu kasus penganiayaan yang dilakukan oleh siswa terhadap guru hingga menyebabkan guru tersebut meninggal dunia. Kasus ini terjadi di salah satu SMA yang  berada  di Sampang, Madura. Kasus ini berawal ketika siswa (pelaku) tidak menghargai guru yang sedang mengajar di kelas. Tidak hanya itu saja, siswa tersebut juga mengganggu teman-temannya yang lain. Untuk menghentikannya, guru tersebut mencoretkan cat lukis pada bagian pipi siswa itu. Kebetulan guru tersebut sedang mengajar mata pelajaran seni lukis. Tidak terima dengan hukuman yang diberikan gurunya, siswa tersebut langsung memukul gurunya. Kejadian ini sangat berakibat fatal bagi guru tersebut hingga menyebabkannya meninggal dunia. Guru tersebut divonis oleh dokter mengalami mati batang otak dan semua organ dalamnya sudah tidak berfungsi lagi.

Selain itu, ada juga  kejadian baru yang beberapa hari ini telah viral di sosial media yaitu beredar sebuah video sekumpulan murid mengepung gurunya dan seolah saling tendang di dalam kelas. Kejadian ini terjadi di Kabupaten Kendal pada tanggal 8 November kemarin. Lebih parahnya lagi, kepala sekolah dari sekolah tersebut mengatakan kejadian dalam video tersebut hanyalah sebatas lelucon antara guru dan murid. Kepala sekolah tersebut juga mengatakan bahwa guru yang berada dalam video tersebut memang orang yang bercanda dengan para siswanya. Meskipun guru tersebut adalah orang yang suka bercanda, tapi apakah pantas siswa dalam video tersebut melakukan hal demikian kepada gurunya didalam kelas ketika proses belajar-mengajar sedang berlangsung? Dimana siswa tersebut meletakkan rasa hormatnya kepada guru?. Guru itu adalah sosok yang harus digugu dan ditiru oleh siswa di sekolah, harus dihargai dan dihormati bukan untuk dipermainkan seperti itu, apalagi dilingkup sekolah. Kejadian ini benar-benar mencoreng dan memperburuk kualitas pendidikan di Indonesia.

Menindaklanjuti kasus-kasus tersebut, ketika ada siswa yang memiliki perilaku buruk seperti itu sudah jelas peran dari guru BK sangat dibutuhkan. Terutama untuk kasus pertama yang sampai menyebabkan gurunya meninggal dunia. Ternyata siswa sebagai pelaku penganiayaan tersebut tergolong buruk, bandel dan bermasalah dengan hampir semua guru. Banyak juga catatan merah yang dimilikinya  dalam Bimbingan Konseling (BK). Pertanyaannya adalah sudah  efektifkah evaluasi program Bimbingan dan Konseling yang dilakukan oleh guru BK selama ini?

Dalam evaluasi program BK ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Untuk evaluasi proses terkait dengan kegiatan layanan, strategi layanan yang digunakan, hambatan yang dialami selama kegiatan. Dengan evaluasi proses ini guru BK bisa mengetahui apa saja yang harus diperbaiki dan yang harus benar-benar dipersiapkan dengan baik. Sedangkan untuk evaluasi hasil terkait dengan seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap layanan yang dilakukan, sejauh mana perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan layanan. Namun kenyataannya, dari kasus-kasus tersebut meskipun siswa sudah ditangani oleh guru BK akan tetapi sepertinya bimbingan dan konseling yang telah dilakukan sama sekali tidak berefek dan tidak memberikan pengaruh yang cukup berarti kepada siswa. Seharusnya guru BK bisa melakukan evaluasi program BK dengan sebaik mungkin dan mengikuti prosedur-prosedur yang ada seperti merumuskan masalah, mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data, mengumpulkan dan menganalisis data serta melakukan tindak lanjut. Untuk menangani kasus-kasus seperti yang disebutkan diatas, guru BK sangat perlu untuk menjalankan prosedur-prosedur evaluasi tersebut. Dengan begitu, guru BK bisa mendapatkan banyak data dan dapat menganalisisnya serta mengetahui apa tindak lanjut yang akan dilakukan untuk menangani siswa tersebut. Peran aktif bimbingan dan konseling (BK) di sekolah benar-benar sangat dibutuhkan untuk meminimalisir kasus-kasus yang terjadi di sekolah. Selain itu, BK juga sangat dibutuhkan untuk membantu memberikan pendidikan moral kepada setiap siswa sehingga dapat memperbaiki citra pendidikan di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline