Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Farissa

Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

Menemukan 10 Kunci Peran Pemerintah Menjaga Stabilitas Barang Kebutuhan Pokok

Diperbarui: 13 April 2018   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: riausky.com

Pak Tono dan Pak Budi (bukan nama sebenarnya) di Tahun 2018 ini merasa amat gembira. Betapa tidak, Pak Tono yang berprofesi sebagai seorang karyawan kantor di sebuah perusahaan, gajinya naik dari Rp. 2.000.000 menjadi Rp. 2.400.000 sebulan atau naik sebesar 20 %.

Sedangkan Pak Budi yang berprofesi sebagai supir angkot pendapatannya naik sebesar 10 %, dari Rp.700.000 menjadi Rp. 770.000 sebulan. Namun demikian, alangkah sayangnya, kegembiraan mereka tidak berlangsung lama. Menjelang bulan ke tiga, rupanya telah terjadi kenaikan tingkat harga umum sebesar 20 % (sama dengan kenaikan pendapatan Pak Tono).

Kejadian ini membuat Pak Tono dan Pak Budi menjadi kesal dan sebel.

"Bagaimana bisa menabung dan sejahtera jika begini, sesudah naik pendapatan, malah tingkat harga juga ikutan naik," komentar Pak Tono dengan kesal pada istrinya.

"Iya ya pak, kebutuhan hidup makin naik saja  setiap tahun, kok bisa-bisanya pemerintah menaikkan tingkat harga barang." Jawab istri Pak Tono agak sedih.

Kemudian, lain lagi dengan dengan komentar Pak Budi,

"Pemerintah hanya bisa nyusahin rakyat, rakyat kecil dibuat tidak menjadi semakin kaya, tetapi lebih daripada itu, bahkan menjadi semakin miskin, sekalipun pendapatan menjadi naik".

Apa yang terjadi sama Pak Tono dan Pak Budi, mungkin bisa mewakili rakyat umum. Dalam 'Bahasa Ekonomi' peristiwa ini dikatakan bahwa pendapatan uang bertambah, tetapi secara riil pendapatan Pak Tono dan Pak Budi  tidak mengalami perubahan alias tetap. 

Karena kenaikan pendapatan  telah diimbangi dengan cepat oleh kenaikan tingkat harga umum. Dengan kata lain daya beli Pak Tono tidak mengalami perubahan atau mengalami penurunan seperti yang dialami oleh Pak Budi, karena kenaikan tingkat harga umum lebih tinggi dari persentase kenaikan pendapatannya.

Itulah realita yang terjadi saat ini. Kenaikan harga  telah menyebabkan turunnya daya beli masyarakat maupun uang itu sendiri. Di samping itu, Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk Domestik Bruto (PDB) pun mengalami nasib yang sama pula. Kenaikan tingkat harga umum akan menyebabkan nilai PNB dan PDB menjadi turun.

PNB mencakup semua barang dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah negara, termasuk yang diproduksi di luar negeri. Sedangkan PDB mencakup seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline