Pak Bukhari tertawa takkala menghitung uang hasil tabungannya bekerja sebagai montir benkel, berjualan rokok dan koran. Tawa Pak Bukhari langsung mendapat reaksi dari istrinya, Bu Zainab.
"Apa yang kau tertawakan Pak?" Tanya istrinya heran
"Ini uang yang saya hitung di dalam celengan ini," jawab Pak Bukhari masih tertawa, sambil menunjukkan sebuah celengan yang sarat dengan uang kepada istrinya.
"Wah uang tabungan bapak sudah banyak, tapi apanya yang lucu?"
"Meskipun keadaan keuangan kita sering kembang kempis, buktinya bapak bisa nabung sebanyak ini," ucap Pak Bukhari menggeleng-geleng sambil tertawa lagi.
"Ini berkat doa, kesabaran dan usaha kita pak," jawab Bu Zainab.
"Betul sekali Buk, dan sekarang uang tabungan ini akan bapak belikan sepeda motor terutama buat ibu."
"Apa, sepeda motor?" yang benar pak!"
"Bapak sangat sadar memiliki kendaraan sudah menjadi kebutuhan saat ini, dan bapak pikir ibu sangat membutuhkannya untuk keperluan kerja. Dan sekarang kondisi tabungan kita sudah memungkinkan." Ujar Pak Bukhari.
"Aku setuju saja sih Pak. Lalu , apa yang harus kita lakukan?"
"Besok kita datang saja ke dealer sepeda motor, ibu mau nya ke dealer yang mana?"