Keinginan untuk meningkatkan karier terus mencuat dalam diri wanita 37 tahun ini, untuk terus menciptakan lahan kerja yang nyaman sebagai ibu rumah tangga, yakni mendirikan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dan Sekolah Perempuan
Hobi menulis wanita asal Bandung ini sudah terbentuk sejak kecil. Tahun 1996 saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas, dia aktif mengirim artikel ke sejumlah media massa. Mendapat respon baik, semakin membuatnya bersemangat untuk terus menulis.
Begitu lulus kuliah, tahun 2002 Indari pun terjun ke dunia jurnalistik. Dia menjadi kontributor di berbagai media cetak. Selama 2 tahun menimba pengalaman sebagai jurnalis, Indari mulai menjajal masuk ke dunia penerbitan dengan menghasilkan sebuah novel. Indari sama sekali tak menyangka, novel debutan pertamanya yang berjudul Izinkan Aku Mencintai yang ternyata adalah pengalaman pribadinya, terjual bak pisang goreng.
Kewalahan Menerima Orderan Buku
Sejak novel pertamanya menjadi best seller, Indari menjadi freelancerdi sejumlah penerbitan. Dalam sebulan ia sudah bisa menyelesaikan 3 buku sekaligus. Semakin hari permintaaan penerbitan ternyata semakin bertambah saja jumlahnya, sampai-sampai ia tak dapat memenuhinya. Tak ingin tawaran itu menguap begitu saja, Indari dan suami berdiskusi untuk mencari solusi.
"Sayang sekali kalau ada tawaran tapi nggak cepat direpon. Akhirnya saya dan suami berfikir untuk membuat sebuah wadah yang dapat menampung banyak penulis agar orderan yang masuk dapat langsung ditangkap dan direspon. Terus terang saya kewalahan menerima orderan buku, sementara saya sebagai ibu rumah tangga juga punya keterbatasan. Prioritas utama tetap mengurus anak, suami dan bagaimana tetap bisa menjaga kualitas penulisan," tutur Indari saat ditemui di rumahnya yang juga sekaligus menjadi pusat aktifitas IIDN ini di Jl. PLN Dalam I No.1/203D,Moh Toha, Bandung
Akhirnya sambil tetap menjadi freelancer di sejumlah penerbitan, Indari mulai mendidirikan perusahaan Indscript Creative, sebuah litenary agencyataupun usaha jasa penulisan tempat berkumpulnya para penulis. Bersama penulis lain, Indari mampu menggarap 60-100 buku sekaligus dalam sebulan.
"Dengan konsep lintenary agency yang saya kembangkan ini ternyata permintaan buku menjadi booming sekali. Sebulan bisa 60-100 buku, bahkan terkadang saya merasa masih kekurangan penulis," ujar Indari.
Untuk memenuhinya, Indari kemudian membuat sebuah wadah bernama Ibu-Ibu Doyan Menulis (IIDN). Melalui website IIDN, Indari menularkan semangat belajar menulis kepada para ibu rumah tangga yang ingin meningkatkan kualitas dirinya.
Tepat pada Mei 2010, secara resmi Indari mendirikan IIDN. Ternyata animonya cukup besar. Dalam sebulan, tak kurang dari 1000 orang bergabung di website tersebut.
"Saya sungguh tak menyangka, dalam sebulan sudah begitu banyak yang ikut bergabung di website ini, mencapai seribu orang sudah, padahal saya cuma kasih tips penulis melalui sharing pengalaman saya sebagai penulis," sebut wanita berkerudung ini yang belakangan ia juga fokus sebagai penulis biografi.