[caption caption="Sumber foto: www.hsbc.co.id"][/caption]
Merencanakan pendidikan anak kita sejak dini merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Pendidikan menjadi bekal bagi sang anak agar menjadi manusia yang mandiri, berkarakter, berwawasan, berketerampilan dan berguna bagi sesama terutama di masa depan. Namun sekarang kita tahu, biaya pendidikan terus naik setiap tahun, hal ini membuat kita terutama sebagai orang tua perlu persiapan dan penyesuaian menghadapinya. Bahkan bisa jadi, persiapan dan penyesuaian yang dilakukan jauh-jauh hari pun bisa mengalami perubahan. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan, begitu juga dengan umur dan keadaan kita.
Segala hal-hal yang menguntungkan di hari esok, sangat penting untuk dilakukan sebagai manusia yang berakal dalam menjalani kehidupan yang penuh misteri. Begitu juga tentang pendidikan, terutama pendidikan anak-anak kita kelak yang harus aman walau apapun yang terjadi. Kita harus mewaspadai risiko-risiko yang terjadi sepanjang perjalanan hidup kita menuju terwujudnya dana pendidikan anak kita, seperti ketika produktifitas pencari nafkah bagi anak yang bisa saja terganggu karena sakit kritis, cacat, kecelakaan, ataupun meninggal dunia. Karena sejatinya anak-anak kita akan terus tumbuh dengan usia yang juga terus bertambah seiring dengan tingkat pendidikannya, dan setiap tingkatan pendidikan-nya pasti berbeda akan hal kebutuhan dana/biaya pendidikan-nya. Sehingga dari itu timbul pertanyaan, apakah kita sebagai orang tua sudah memiliki persiapan dan perencanaan pendidikan yang cukup bagi anak kita? Apakah kita sudah memikirkan berapa dana dan perencanaan keuangan pendidikannya, mau menyekolahkan kemana dan setinggi apa jenjangnya, hingga perlindungan dana pendidikannya jika terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki terjadi pada kita. Sudah siapkah kita dengan semua hal itu?
Persiapan dan perencanaan pendidikan bagi anak
Ada hal-hal yang perlu kita telusuri dalam melaksanakan persiapan dan perencanaan pendidikan anak kita sejak dini, yakni:
1. Tentukan setinggi apa jenjang pendidikan anak dan akan disekolahkan kemana
Saat ini, untuk biaya sekolah negeri hingga jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau batasan pendidikan minimal 9 tahun, pemerintah memang sudah memberikan sejumlah subsidi pendidikan berupa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Namun bagaimana jika kita ingin menyekolahkan anak ke sekolah swasta atau sekolah favorit dan ternama sampai jenjang sarjana? Atau ingin menyekolahkan anak ke sekolah nasional plus yang mengajari anak berkemampuan bahasa asing? Tentu mengharuskan kita mengeluarkan biaya tambahankan? Apalagi jika kita berkeinginan menyekolahkan anak ke luar negeri, tentu biayanya juga akan semakin tinggi.
Beberapa waktu yang lalu saat saya berkumpul di acara keluarga di Banda Aceh, salah seorang saudara saya merasa bingung dan kepikiran sekali dalam mempersiapkan biaya pendidikan putrinya yang memasuki usia playgroup. Dia begitu terkejut ketika mendengar dan mengetahui jika rekan di kantornya, harus mengeluarkan uang belasan juta rupiah hanya untuk mendaftarkan anaknya di salah satu playgroup ternama di Banda Aceh. Saya pun juga sempat terkejut, karena hanya untuk kelas bermain dan taman kanak-kanak, sudah harus mengeluarkan biaya sebesar itu, bagaimana untuk jenjang pendidikan berikutnya ya…? Sayapun dibuat geleng-geleng kepala karena tak habis pikir dengan makin mahalnya pendidikan saat ini.
Keinginan orang tua menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan yang bagus, berkualitas dan sesuai dengan potensi anak hingga ke jenjang sarjana tentu ada pada setiap orang tua, apalagi di era globalisasi sekarang dengan persaingan kerja yang amat ketat, bahkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara lain dapat bebas masuk ke Indonesia untuk bekerja. Dengan begitu harapan orang tua, anak-anaknya dapat memiliki sumber daya yang mumpuni, pintar dan mampu bersaing dengan manusia negara lain serta sukses dalam mencari kerja.
2. Hitung berapa kebutuhan biaya pendidikannya
Setelah kita tahu ke mana anak kita akan disekolahkan dan sampai jenjang mana ia disekolahkan, maka kita harus menghitung perkiraan biaya yang harus dikeluarkan. Biaya tersebut meliputi biaya sekolah hingga biaya kebutuhan hidup selama sekolah. Seperti yang telah saya katakan, biaya pendidikan makin mahal dari tahun ke tahun. Biaya pendidikan makin tinggi karena pendidikan yang berkualitas tentu ada harga dan nilainya. Sekadar gambaran, saya akan memperlihatkan tabel-tabel berikut kepada anda.
[caption caption="Sumber: www.manulife-indonesia.com"]
[/caption]
[caption caption="Sumber: hatihatifg.wordpress.com"]
[/caption]
Tabel 1 menggambarkan mengenai perkiraan biaya pendidikan yang rata-rata kenaikannya sekitar 5-20% per tahun di berbagai negara di dunia, dan Indonesia termasuk paling tinggi. Jadi jika kita misalkan biaya untuk masuk ke perguruan tinggi hari ini 15 juta Rupiah, maka 10 tahun yang akan datang biaya yang harus kita siapkan paling kurang 30 juta Rupiah. Selain itu dari tabel ini, kita juga dapat memahami biaya pendidikan dan biaya hidup dari negara yang berbeda. Ini tentu akan membantu kita mengukur seberapa banyak dana yang dibutuhkan untuk membiayai pendidikan anak-anak kita. Kemudian Tabel 2 mengambarkan perkiraan biaya pendidikan tiap-tiap jenjang dengan menyiapkan dana pendidikan dalam produk investasi. Pada Tabel ini kita dapat mempelajari dan menganalisis bahwa untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan tersebut, tersedia dua pilhan bagi kita yakni pilihan menabung atau berinvestasi. Jika kita memilih menabung, maka untuk mempersiapkan dana pendidikan anak, kita harus menyisihkan kurang lebih Rp. 4,8 juta per bulan. Sementara, jika memilih menempatkan dana pada investasi, dana yang harus kita sisihkan sekitar Rp. 1,5 juta per bulan.
[caption caption="Sumber foto: pandjiharsanto.com"]
[/caption]
Selain itu peningkatan biaya-biaya akibat inflasi dan penurunan suku bunga bank juga merupakan salah satu faktor penyebab tingginya biaya pendidikan terutama di Indonesia. Maka dari itulah, kita sebagai orang tua harus mempersiapkan anggaran atau dana pendidikan anak kita sejak dini secara cermat.