Lihat ke Halaman Asli

ikhwanul mukminin

berusaha hidup mulia atau mati syahid

Keberagaman sebagai Identitas Bangsa

Diperbarui: 18 Maret 2020   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia adalah negeri yang kaya akan keberagaman. Terletak di tempat strategis, diapit dua benua dan dua samudra, memiliki banyak suku bangsa, bahasa, beribu pulau dan kebudayaan adalah identitas dari bangsa Indonesia. 

Identitas nasional tercantum dalam konstitusi Indonesia yakni Undang-Undang Dasar 1945 pasal 35 dan 36C yang pertama(1),  bahasa nasional dengan bahasa Indonesia, (2), bendera negara merah putih, (3), lagu nasional yakni Indonesia Raya, (4), lambang negara yakni Pancasila, (5), semboyan negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika, (6), dasar falsafah negara yakni Pancasila, (7), konstitusi hukum dasar negara yaitu Undang-Undang Dasar 1945, (8), bentuk negara yang berkedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (9), persepsi wawasan nusantara, (10), kebudayaan daerah yang telah menjadi kebudayaan nasional.

Setelah melihat poin-poin diatas, adalah tugas kita sebagai generasi penerus bangsa untuk menigkatkan wawasan dan pengetahuan kita akan identitas negara kita. Sebagai generasi yang baik dan produktif, itulah tugas kita untuk meningkatkan kualitas bangsa kita. 

Dan sebelum kita mengambil tongkat estafet penerus bangsa ini, harus disertai akhlak yang mulia dan ilmu yang memadai, agar mencapai bangsa yang maju, sejahtera, dan bermartabat.

Mungkin sebagian dari kita melihat ini adalah sesuatu yang sulit, namun mau tidak mau harus kita terima. Jangan sampai kita malah terkontaminasi oleh budaya dari luar yang bertentangan dengan budaya bangsa kita yang bisa menghapus kepribadian asli bangsa kita. 

Inilah yang diinginkan oleh para nenek moyang kita pendiri bangsa ini. Dan baik untuk kita untuk memulai perubahan dari sekarang. Seperti kata-kata masyhur, kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline