Lihat ke Halaman Asli

Yuk, Manula Sehat!

Diperbarui: 23 Mei 2022   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Maulana Ikhsan 18/05/2022. 11.43

            Kehidupan merupakan kelumrahan bagi manusia. Karena kehidupan, adalah buah dari kesehatan. Proses maknawi kehidupan akan terus menerus diperoleh setiap insan dengan menilik 2 konsep, yaitu konsep jasmani dan rohani. Dengan menjaga 2 unsur tersebut, momentum kesehatan yang hakiki akan diperoleh. Terutama bila diterapkan pada Sistem Kesehatan. Lagi-lagi diterapkan oleh masyarakat lanjut usia. Hal ini akan mendorong dan menopang kesehatan bagi mereka.

            Hal tersebut tercermin pada program kesehatan masyarakat di lingkungan RW/03 Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Program yang menawarkan kesehatan pada setiap jenjang, mulai dari balita, remaja hingga masyarakat lanjut usia menjadi salah satu program unggulan di lingkungan RW 03. Hal yang dikhususkan kepada masyarakat lanjut usia dengan basis program berupa "Posyandu Lansia'' merupakan kajian yang menarik untuk dibahas. Terlebih programnya sangat bermanfaat untuk para lansia yang membutuhkan sokongan kesehatan.

            Dalam literatur Pusdatin Kementerian Kesehatan dijelaskan bahwa "Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), intas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitikberadkan pelayanan kesehatan pada upaya promosi dan preventil. Di mana dalam pelayanan kesehatan Posyandu Lansia juga memberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan, keterampilan, olah raga, seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melaku peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Poryandu Lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri."

            Dengan melakukan studi lapangan di daerah Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Kami melakukan kontak langsung dengan seorang narasumber dengan melakukan cakap cakap seputar program posyandu lansia. Menurut penuturan narasumber, yang merupakan seorang kader lansia di lingkungan RW/03 "posyandu lansia ini sangat bermanfaat bagi keberlangsungan para masyarakat lanjut usia", dengan alasan "pemberdayaan masyarakat lanjut usia dapat meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat lanjut usia itu sendiri".

            Ini dibuktikan dengan diperolehnya data terpadu saat kami mewawancarai narasumber. Dari 204 lansia yang ada di lingkungan RW/03, diperolehnya sampel data sebanyak 50 lansia sebagai gambaran kesehatan masyarakat lanjut usia di daerah tersebut. Gambaran kesehatan tersebut juga disokong dengan keadaan sosial yang mumpuni untuk tempat tinggal para manula. Di mana untuk tempat tinggal para manula, daerah tersebut digambarkan memiliki masyarakat yang keterikatan sosial persaudaraan sangat erat, beramah tamah dalam bertetangga, ditambah sangat tidak terasanya stratifikasi sosial dilingkungan RW/03. Dengan begitu rasa solidaritas terhadap senasib dan sepenanggungan begitu besar. Memberikan efek yang baik bagi kehidupan sosial dan juga berdampak baik kepada para lansia karena mereka terafiliasi oleh masyarakat sekitar.

            Dalam wiliyah penelitian, terfokus pada RW/03 Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Pinang Ranti adalah sebuah kelurahan di Makasar, Jakarta Timur. Kelurahan ini memiliki kode pos 13560. Kelurahan yang memiliki luas 1,89 km2 mempunyai 3 kampung, 6 RW dan 68 RT, yakni; Kampung Pinang Ranti yang terbagi atas 2 RW dan 20 RT; Kampung Bengkelan yang terbagi atas 2 RW dan 40 RT; Kampung Kalipayak yang terbagi atas 2 RW dan 8 RT.

            Tercatat pada RW/03 terdapat 3.502 jumlah warga, di mana terdapat 1.054 Kartu Keluarga dan terdapat 204 lansia. Dikatakan ruang lingkup RW 03, merupakan tempat padat penduduk. Warga yang berada di tempat ini rata-rata merupakan pendatang yang mengadu nasib di kota pinggiran Jakarta. Namun secara konteks kemasyarakatan, warga di lingkup RW/03 memiliki keramah-tamahan yang baik.

            Karena RW/03 memiliki cakupan wilayah yang luas, terindikasi sub masalah dalam program tersebut, dimana dalam pengolahan programnya letak dan jarak rumah dengan pelaksanaan posyandu (bagi lansia yang letak rumahnya jauh dari posyandu membuat para lansia malas untuk datang), hal tersebut merupakan pemaparan yang disampaikan oleh narasumber kader lansia yang kami wawancarai. Hambatan lain dari program tersebut saat kami berbincang bincang dengan narasumber adalah tidak adanya inovasi dari program tersebut; informasi yang kurang tersebar saat pelaksanaan Posyandu Lansia; Sedikitnya jumlah lansia yang datang (disebabkan oleh adanya pandemi, selain itu juga karena faktor usia); Adanya pungutan biaya untuk cek kesehatan seperti penyakit gula, kolesterol, dll. Hal tersebut dikarenakan untuk pengecekan alatnya harus benda yang sekali pakai. Namun, disisi lain program ini dapat meningkatkan produktifitas bagi lansia; kesehatan lansia terpantau; kadang kala pemerintah memberikan sokongan alat untuk pengecekan secara gratis sebagai bentuk kepedulian kesehatan terhadap manula; juga meningkatkan tali persaudaraan dengan adanya petugas yang mendatangi rumah rumah lansia bagi yang sudah sepuh/senja (tidak mampu berjalan ke posyandu).

            Sehingga dari ketidaksempurnaan yang ada dirumuskan sebuah problem solving untuk menggenahi masalah tersebut. Solusi pertama, pengecekan yang dilakukan adalah sekali sebulan dengan pengecilan ruang lingkup menjadi RT. Hal tersebut dimaksudkan agar lebih terjangkau secara jarak oleh setiap lansia dan agar setiap lansia bisa mendapatkan kuota dengan penanganan yang tetap terkendali (tidak keramaian) oleh para pengurus Posyandu masing-masing RT. Agar lebih terkontrolnya program, dibaginya kunjungan menjadi beberapa grup. Misalnya, di RT 13 terdapat 40 lansia, berarti bisa dibagi menjadi 3 grup dengan dua grup berjumlah masing-masing 15 orang dan satu grup berjumlah 10 orang. Setiap grup akan datang bergilir dan mendapatkan 1 jam untuk melakukan seluruh rangkaian kegiatan Posyandu mulai dari pemeriksaan kesehatan hingga workshop.

                Dengan berjalannya program terbaharui, diharapkan terwujudnya program yang sempurna dapat terpenuhi. Ditambah dengan aksebilitas program dengan pemanfaatan keasrian lingkungan sosial menjadi support sistem pada pelaksanaan program. Dan hal tersebut akan mendongkrak kepada peningkatan kesehatan baik dari aspek jasmani ataupun rohani terhadap lansia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline