Lihat ke Halaman Asli

Indonesia, Antara Perang Dunia dan Piala Dunia

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sepakbola kini menjadi bahasa universal dalam mempersatukan bangsa. Pertandingan antar tim nasional begitu dielukan sebagai pertaruhan wibawa negara, eksistensi liga masing-masing negara nampak ingin menjadi liga terbaik dibanding liga-liga dari negara lain.

Dulunya, jauh sebelum sepakbola populer, negara-negara petarung  kerap membuktikan eksistensi mereka dengan ekspansi-ekspansi dan penjajahan ke negara lain. Perang Dunia I dan II menjadi ajang membuktikan jati diri mereka dengan berlomba dalam hal strategi perang dan pembuatan senjata-senjata terbaru.

Namun Perang sangat tidak baik. Karena ini menghasilkan penderitaan dimana-mana. Banyak kerugian dibandingkan manfaat. Hingga akhirnya sepakbola mengubah semuanya. Energi perang senjata itu kini berubah menjadi energi perang strategi di atas lapangan hijau.

Negara-negara petarung perang seperti Jerman (der Panzer), Perancis, Belanda, Portugal, Inggris, Jepang (Blue Samurai) secara tak langsung masih mempertahankan tradisi kuatnya dalam hal kompetisi bertarung yang kini berada di lapangan hijau.

Sementara itu, Amerika yang juga ahli perang memang tak begitu kuat di bidang sepakbola, namun negara ini membagi energi kompetisinya di cabang-cabang olahraga lain. Hal yang sama seperti China. Sehingga mereka punya kekuatan semangat perang di setiap cabang olimpiade

Tak hanya petarung di perang dunia. Bangsa petarung di era klasik Yunani dan Romawi dengan sejarah pasukan Troya dan tentara berjubah besi pimpinan Julius Caesar juga menjelmakan spirit mereka menjadi kekuatan perang di sepakbola. Siapa yang tak kenal Italia dan siapa yang tak ingat ngototnya timnas Yunani yang jadi jawara dalam Piala Eropa 2004. Itulah style petarung

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Kita memang negara terjajah. Tapi ingatlah, negara kita dulunya terkenal dengan kerajaan-kerajaan yang agresif melakukan ekspansi-ekspansi ke negara ASEAN. Indonesia punya nama-nama kerajaan besar yang tentu punya semangat tempur tinggi di Asia Tenggara. Kita juga punya spirit gerilya untuk merebut kemerdekaan. Buktinya logo di era perjuangan 'doeloe' adalah Merdeka atoe Mati!!

Tak ada salahnya kita mengingat hal itu. Bahwa bangsa kita juga bangsa dengan jiwa satria . Tapi tentu saat ini harus dikonversikan energi itu menjadi hal yang positif di bidang olahraga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline