Lihat ke Halaman Asli

Ikhsan Madjido

Menulis, traveling, fotografi

Blue Origin vs SpaceX, Kompetisi Menuju Ruang Angkasa

Diperbarui: 16 Januari 2025   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"New Glenn" lepas landas dari Florida pada Kamis, 16 Januari 2025 pagi. (Sumber: IMAGO/JOE MARINO)

Indonesia sering kali terlena dalam rutinitas keseharian yang sepele. Isu politik, sengketa pilkada, perdebatan soal makan siang gratis, atau keputusan apakah sekolah libur selama Ramadan. Di tengah pusaran ini, dunia lain sedang bergerak maju. 

Salah satu contohnya adalah persaingan intens antara Blue Origin milik Jeff Bezos dan SpaceX milik Elon Musk dalam perlombaan menguasai ruang angkasa.

Baru-baru ini, Blue Origin berhasil meluncurkan roket "New Glenn" ke orbit, meski sempat tertunda akibat cuaca buruk. Peluncuran ini menandai tonggak sejarah baru bagi perusahaan Bezos. Dengan tinggi hampir 100 meter, "New Glenn" adalah roket orbital pertama Blue Origin yang dirancang untuk bersaing langsung dengan "Falcon Heavy" milik SpaceX.

Mengapa "New Glenn" Penting?

Nama "New Glenn" diambil dari John Glenn, astronot Amerika pertama yang mengorbit Bumi pada tahun 1962. Roket ini bukan hanya simbol kemajuan teknologi, tetapi juga bagian dari visi Blue Origin untuk menjadi penyedia layanan logistik di orbit Bumi. Roket ini dirancang untuk membawa satelit dan muatan lain, termasuk proyek ambisius Blue Origin seperti stasiun luar angkasa "Orbital Reef."

Peluncuran perdana ini bukan tanpa hambatan. Upaya mendaratkan roket di platform di Atlantik gagal. Meski begitu, Blue Origin telah memantapkan langkahnya dengan rencana ambisius, seperti meluncurkan lebih dari 3.000 satelit proyek "Kuiper" dari Amazon untuk menyediakan internet broadband global, mirip dengan jaringan Starlink milik SpaceX.

Kompetisi yang Mendorong Inovasi

Dengan hadirnya "New Glenn," Jeff Bezos mulai menyaingi dominasi SpaceX. Kompetisi ini membawa dampak positif yang signifikan. Harga peluncuran roket diperkirakan akan turun, memberikan akses lebih luas bagi pemerintah dan organisasi untuk meluncurkan satelit atau menjalankan misi luar angkasa.

Sebelumnya, peluncuran roket bergantung pada sistem kapal induk dari negara seperti Rusia atau Tiongkok, atau menggunakan layanan SpaceX. Kini, dengan adanya Blue Origin, opsi semakin beragam, memberikan keleluasaan lebih besar bagi badan antariksa dan perusahaan swasta.

Namun, kompetisi ini juga menimbulkan risiko. Ketergantungan pada miliarder teknologi seperti Bezos dan Musk dapat mengalihkan fokus dari kepentingan ilmiah ke kepentingan ekonomi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline