Lihat ke Halaman Asli

Dahlan Iskan Korban "Politik Bunuh Diri" SBY

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14003117491891718

[caption id="attachment_307414" align="aligncenter" width="275" caption="foto : antaranews.com"][/caption]

Setelah pengumuman hasil konvensi calon presiden partai demokrat diundur pada hari Jum'at tanggal 16 Mei 2014 dimana Dahlan Iklan keluar sebagai pemenang dalam konvensi tersebut. Keesokan harinya SBY mengguncang ranah politik Indonesia dengan kabar akan berkoalisi dengan Golkar mengusung ARB sebagai capres dan Pramono Edhie sebagai cawapres. Gabungan suara kedua partai ini memang sudah cukup untuk mendapatkan tiket dan mengusung capres dan cawapres, Lalu yang menjadi pertanyan banyak pihak untuk apa konvensi partai demokrat diadakan kalau Dahlan Iskan yang keluar sebagai pemenang tidak bisa mencalonkan diri sebagai capres maupun cawapres.

Dari awal sebenarnya sudah bisa ditebak, Konvensi partai demokrat ini hanya akan menjadi manuver politik semata. Kalau seorang SBY dan demokrat memang serius mengadakan konvensi untuk menjaring bakal calon presiden sudah barang tentu prosesnya dilakukan lebih awal sehingga pengumuman pemenang hasil konvensi tidak berdekatan dengan batas akhir pendaftaran capres maupun cawapres ke KPU.

Sesuai peraturan perundang-undangan setiap Pejabat sekelas mentri yang ikut dalam pemilihan presiden baik sebagai capres maupun cawapres sudah harus mengundurkan diri paling lambat 7 hari sebelum pendaftaran akhir di KPU, tapi nyata-nyatanya pengumuman hasil konvensi demokrat baru dilakukan pada tanggal 16 kemaren itupun diundur satu hari dari jadwal semula yang berarti Dahlan Iskan sudah tidak lagi memiliki kesempatan untuk ikut dalam pemilihan presiden karena waktu yang tersisa tak kurang dari 5 hari saja.

Kalau konvensi partai demokrat ini disebut sebagai bentuk pendidikan politik terlalu naif rasanya. Toh pada akhirnya hasil konvensi tidak memberikan dampak apa-apa terhadap partai. Karena Dahlan Iskan tidak bisa mencalonkan diri karena terganjal peraturan maka ketika hari ini Demokrat yang akan berkoalisi dengan Golkar mengusung salah satu peserta konvensi, yaitu Pramono Edhi untuk mendampingi Abu Rizal Bakri. Pramono Edhie yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan SBY menjadi sorotan, ada apa dibalik Koalisi dadakan ini.

Sangat disayangkan kandidat sekelas dahlan Iskan disia-siakan begitu saja oleh Demokrat, meskipun elektabilitas Dahlan Iskan masih di bawah Jokowi dan Prabowo tapi paling tidak apabila dipasangkan dengan pasangan yang cocok saya yakin Dahlan Iskan mampu bersaing dengan Jokowi dan Dahlan Iskan.

Golkar dan Demokrat dengan ARB dan Pramono Edhie, banyak sekali orang yang tertawa dengan sikap yang diambil SBY ini. Seorang yang ahli strategi mengusung capres dan cawapres yang bisa diprediksi bakal berada pada posisi bontot di pilpres mendatang. Banyak sekali pihak yang menyayangkan sosok seorang Dahlan Iskan terbuang sia-sia, tapi apa mau dikata keputusan memang berada pada SBY dan demokrat.

Berita kawinnya Golkar dan Demokrat memang sangat menghebohkan, sebelumnya ARB yang gencar kesana kemari mengetuk satu per satu pintu, dan sempat terlihat akan pasti mendukung Jokowi dan PDIP pada kenyataannya menjadi berubah 180 derjat ketika dirinya menemukan satu kesempatan untuk bisa menjadi capres.  Tentulah tawaran dari demokrat ini tidak disia-siakan oleh ARB, kalau Golkar bergabung dengan PDIP sudah pasti ARB tidak akan mendapatkan tempat sekalipun itu cawapres begitu juga bergabung dengan Gerindra mendukung Prabowo tetap saja Prabowo lebih memilih Hatta Rajasa. Saya hanya bisa bilang tindakan SBY kali ini adalah POLITIK BUNUH DIRI, karena bisa dipastikan perolehan suara capres dan cawapres yang diusung Golkar dan Demokrat ini bakalan jauh di bawah lawan.

Hal menarik yang patut kita cermati atas sikap ARB dan Golkar, berubah drastis di detik terakhir setelah sebelumnya kesana kemari memberi harapan, padahal sebenarnya mereka memang tidak diharapkan. Dengan adanya 3 bakal capres dan cawapres kemungkinan pilpres dua putaran menjadi besar, ini menjadi suatu peluang bagi Golkar untuk masih bisa aktif di pemerintahan, karena apabila gagal pada putaran pertama sudah bisa dipastikan Golkar akan kembali ketuk-ketuk pintu.

Terus bagaimana dengan nasib Dahlan Iskan yang telah di waste oleh SBY dan Demokrat. Dahlan sudah pasti hanya akan jadi penonton meskipun sebenarnya beliau sangat layak dan patut tapi tak punya kemampuan untuk melenggang ke bursa calon presiden. Dahlan Iskan korban kelambanan SBY dan Demokrat, korban kegalauan Golkar dan demokrat. Demokrat mungkin memang hanya jadi partai no 4, tapi dari segi nilai jual menurut saya masih sangat menjual namun jadi tidak lagi menjual setelah salah memilih kawan, lebih baik jadi oposisi atau ikut bergabung ke salah satu partai daripada ikut pilpres tapi malah berada di posisi bontot kan malu.

Sekali lagi saya hanya bisa mengatakan Konvensi calon presiden partai demokrat menurut saya merupakan manuver politik untuk menggertak lawan, tapi kenyataannya konvensi partai demokrat adalah kegiatan yang sia-sia dan membuang waktu. Kalau memang konvensi memang bertujuan untuk mencari sosok calon presiden sudah barang tentu pengumuman konvensi jauh sebelum pendaftaran capres dan cawapres ke KPU. Sekali lagi Konvensi calon presiden partai demokrat hanya manuver politik dan menurut saya tidak terlalu mempunyai nilai pendidikan politik.

Salam




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline