[caption id="attachment_313117" align="aligncenter" width="225" caption="Ilustrasi : evanberaksi.wordpress.com"][/caption]
Sebelumnya saya mengucapkan mohon maaf lahir dan bathin kepada semua rekan kompasianer dan selamat berpuasa bagi yang menjalankan, kebetulan saya sendiri hari ini belum mulai berpuasa karena ikut keputusan pemerintah jadi puasanya dimulai esok hari. Berhubung ini bulan ramadhan semua identik dengan nuansa islami mengingat ini adalah bulan sucinya umat muslim, satu hal yang paling suka dari bulan ramadhan adalah banyaknya pasar ramadhan yang menggelar jajanan khas yang biasanya cuma ada pada bulan ramadhan, saya seperti dimanjakan dengan kuliner-kuliner khas ramadhan.
Setiap tahun yang hampir selalu jadi perhatian saya di setiap memasuki bulan ramadhan hingga setelah lebaran adalah pelaku di dunia pertelevisian yang menurut saya latah memanfaatkan moment lebaran dengan hal-hal yang serba islami. Tidak ada yang salah memang, ini merupakan suatu bentuk menghormati umat muslim dan bulan suci ramadhan. Tak hanya bulan ramadhan biasanya pada hari-hari besar keagamaan juga demikian adanya, dunia televisi menyuguhkan berbagai program hingga acara menarik dengan tema keagamaan.
Silahkan pembaca lihat sendiri selama sebulan kedepan, hampir semua stasiun tv nasional berlomba-lomba menyuguhkan program tv dengan tema ramadhan, mulai dari sinetron religi, ajang pencarian bakat, hingga busana serba tertutup yang biasanya (maaf) serba terbuka. Untuk sinetron sepertinya stasiun tv RCTI mendominasi penayangan sinetron religi, sebut saja Tukang Bubur Naik Haji (TBNH), Curahan Hati Seorang Istri (CHSI), dan Anak-Anak Manusia (AAM) yang dipindahkan tayang di jam sahur sekaligus menjadi program unggulan RCTI di jam sahur. Ada sinetron religi ada pula acara lawakan kalau tahun kemaren dimeriahkan oleh Yuk Kita Sahur yang kemudian menjelma menjadi Yuk Keep Smile yang penayangannya berakhir pada jum'at malam kemaren setelah melakukan pelanggaran berat dan dihentikan tayang oleh KPI, untuk ramadhan tahun ini sepertinya porsi untuk acara lawakan sedikit berkurang dibandingkan tahun kemaren.
Sejak ramadhan tahun lalu mulai berjamuran acara pencarian bakat yang bertemakan keislaman, mulai dari Hafizd Qur'an yang tahun kemaren digelar oleh RCTI yang menampilkan bocah-bocah yang masih kecil tapi sudah hafal beberapa surat yang ada di Al-qur'an. Tahun ini persaingan program ajang pencarian bakat khusus ramadhan semakin beragam ada program Aksi Indosiar yang sudah digelar beberapa kali, ajang pencarian bakat yang bertujuan menemukan Ustadz dan Ustadzah baru yang akhirnya akan menjadi ustadz selebriti, bukan bermaksud apa-apa tapi itulah kenyataannya lihat saja beberapa ustadz-ustadz jebolan ajang serupa. Saya sedikit mengkritisi acara-acara seperti ini, dengan memanfaatkan moment ramadhan mereka-mereka yang ikut dalam ajang tersebut sudah menjadi korban para pengeruk keuntungan. Terutama ajang pencarian ustadz, apakah perlu diadakan ajang semacam ini mengingat title seorang ustadz didapat dari ajang pencariang bakat, apakah memang nantinya para jebolan ajang tersebut mampu mengemban dan memiliki kompetensi seorang ustadz. Tak salah jika pada akhirnya banyak ustadz yang tersangkut kasus penipuan hingga kriminal, ya wajar saja title yang didapat adalah hasil polling SMS.
Tak mau kalah program infotainment/gosip yang menjadi ajang pergunjingan artis juga ikut-ikutan membalut diri dan ikut tercebur dalam suasana ramadhan. Pertanyaannya kenapa program seperti ini tak stop tayang saja ketika ramadhan, bukankah program-program seperti ini ikut membatalkan puasa bagi yang menonton karena mempertontonkan kabar-kabar miring yang tidak jelas kebenarannya. Tapi kembali lagi pada penikmat tv apakah masih menonton acara-acara pergunjingan atau tidak, yang sedikit membedakan program gosip dengan hari-hari biasa dengan bulan ramadhan terlihat dari pakaian si pembawa acara yang memang lebih islami serta porsi berita dengan tema ramadhan juga lebih banyak meski porsi berita gosip juga masih tetap banyak.
Ini baru beberapa program tv dengan tema ramadhan dan masih banyak lagi acara serupa tapi tak sama dengan tujuan yang sama mengambil keuntungan dari bulan ramadhan, tapi itu tak salah karena nyawanya tv swasta memang berasal dari pengiklan. Selain program, nuansa paling mencolok yang pasti ditemukan di setiap ramadhan aalah gaya berpakaian, biasanya serba sangat terbuka dan sekarang pada bulan ramadhan menjadi serba tertutup. Mulai dari selebritis yang biasa tampil seksi khusus di bulan ramadhan akan berpenampilan dengan sopan, berarti selama ini beberapa selebritis mengakui kalau pakaiannya memang tak sopan. Dengan alasan menghormati bulan ramadhan jadilah mereka tampil islami, dengan balutan jilbab hingga gamis yang macam-macam modelnya.
Saya tak bermaksud ikut campur dengan gaya berpakaian orang lain, cuma saya agak terusik dengan perubahan tiba-tiba pelaku tv tersebut, perubahan tiba-tiba yang hanya terjadi di bulan ramadhan dan hari-hari besar lainnya. Tidakkah ini munafik, entahlah saya juga tidak mau gegabah menilai orang lain karena saya sendiri juga belum tentu lebih baik. Saya mencoba mengambil sisi positif dari perubahan-perubahan dadakan ini, paling tidak sudah berupaya menghormati dan menghargai datangnya bulan suci ramadhan.
Ramadhan seperti menjadi topeng bagi pelaku dunia seni di televisi, tak masalah jika memang perubahan-perubahan memang berasal dari kemauan diri sendiri bukan terikat dengan aturan pihak televisi. Sangat disayangkan perubahan sekejap yang ada hanya pada bulan ramadhan, ini seperti menjadi sebuah mainan yang bisa dimainkan sesuka hati yang sama saja dengan mempermainkan agama.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H