Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Bayangan (2)

Diperbarui: 4 September 2021   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Hampir dua warsa, bulan masih merah
Bukan ia jengkel sepertimu yang tak sanggup melawan waktu
Menggenapi rangrangan pelukmu
Sebab cukup lama kau arsir masa dari setitik menjadi bayangan utuh

Waktu-waktu seperti kehilangan detiknya
Maka biarkan aku menghitung kekalahan
Selama dua warsa, aku hanya meregang dalam kerinduan
Tapi tak ada yang bisa kupeluk selain kesendirian

Aku rangkul  gemelugutmu dengan jarak dan kau mendekap sunyi yang ngilu dengan rindu
Hanya itu yang mampu kita lakukan untuk sedikit memecah masa nadir ini
Kita paksakan wajah kita menarik satu garis senyuman  untuk sekedar enak dipandang

Bayanganmu perlahan lebur pada musim-musim yang ganjil
Sedang aku tak henti-hentinya dirundung kenang yang menggigil
Aku selalu mencoba untuk mendekap bayangmu sepenuh rindu
Meski dalam kesenyapan
Kemudian tersenyum dan meyakini semuanya akan baik-baik saja
Tapi apa yang lebih menyakitkan?
Kenyataan menolak untuk diabaikan
Dan berakhir dengan rindu yang mematung dalam kepiluan

Satui - Jakarta, Agustus 2021
Ikhlas El Qasr & Maya Azeezah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline