Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Setengah Satu

Diperbarui: 16 Oktober 2020   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pixabay.com - Cdd20

SETENGAH SATU

setengah satu
lampu kumatikan
tapi kamarku menyala dijatuhi bintang-bintang
dan wajahmu yang masih benderang dalam ingatan

aku seperti berada di antara gugusan mimpi
di mana langit memotret tubuhmu
pantai yang menyimpan jejakmu
angin yang mengulum gelak tawamu
dan ombak yang pecah di kaki mungilmu

setengah satu
kupandangi langit-langit
tapi yang kulihat senyummu
dan harapku yang lebih melangit
sejak kau menumbuhkan benih-benih rindu
di gigir hatiku

kau serupa kepundan cahaya di langkan semesta
di mana aku menabur banyak partikel asa
mencoba menebak-nebak akhir cerita
dari buku-buku musim yang belum habis terbaca
atau menuliskan bait-bait pengantar tidur
tapi sepanjang malam kita lekat
dalam perbincangan yang melantur

setengah satu
mataku memejam
tapi aku masih ingin mengingatmu

Angsana, 20 Agustus 2020

HALF PAST TWELVE

half past twelve
I turn off the lights
but my room is lit up, falling by the stars
and your face is still bright in a memory

I was like being among a cluster of dreams
where the sky captures your body
the beach that keeps your tracks
the wind that sucks your laughter
and the waves breaks at your tiny feet

half past twelve
I look at the ceiling
but I see your smile
and I hope more soaring
since you grew the seeds of longing
at the side of my heart

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline