Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Oktober yang Tabah

Diperbarui: 8 Oktober 2020   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com - Jay Skyler

Di jalan-jalan yang tak lagi ramah
hujan berjatuhan mengiringi pergantian hari
dan Oktober terlahir prematur
tanpa sempat memelajari
bagaimana ia memapah banyak luka yang
selalu terulang dan bertambah setiap bulannya
tentang malam-malam yang gelisah
siang-siang yang tertatih
membawa kaki-kaki yang ringkih
atau kota-kota yang mati
setelah dikerubungi oleh beragam sepi

Tapi mimpi-mimpi Oktober terus tumbuh
dan berkecambah dalam tabah
meski harus menyusuri alur waktu yang bersimpangan
berita-berita yang dimulai dengan kebohongan
undang-undang yang mengundang kesengsaraan
atau naskah-naskah sejarah yang disetir kekuasaan

Dan orang-orang mulai berani menulis
berlembar-lembar sajak perlawanan
mosi tidak percaya
atau hanya perkamen asa yang
tak melibatkan banyak purnama yang terluka
Sebab tangis api hanya lebam pilu yang
dibakar oleh kumpulan bara masa lalu
tak pernah bisa dipendam untuk diredam
apalagi untuk meminang masa depan yang
terus melaju dan berderu

Angsana, 07 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline