Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Fana yang Hening

Diperbarui: 28 Juli 2020   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Photo by Evgeni Tcherkasski on Unsplash


"Tak ada kesunyian yang tak berujung!" katamu berulang, saat sejenak kau akan pergi menyemai mimpi-mimpi di bentang sandikala yang mulai menghilang.

Aku tahu, kau begitu menggemari jalan sunyi Pablo Neruda. Seperti saat kau mengatakan, aku ingin jadi keheningan untukmu. Yang dulu kumaknai sebagai sebuah rindu yang tak perlu dijabarkan oleh apa pun.

Namun, aku salah. Keheningan adalah ragam kehilangan dari memapah rindu sendirian. Kau menjadi jarak yang jauh dan segalaku yang tak ada. Hingga aku menyaru sebagai lupa, dan adaku menjelma segala yang tak pernah kau anggap ada.

Dan benar, tak ada kesunyian yang tak berujung, karena aku telah hilang dan mendingin dalam fana yang hening.

Angsana, 28 Juli 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline