Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Kamarku

Diperbarui: 5 Juli 2020   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com - Adi Goldstein

Biar kuceritakan perihal aku
dan kamarku yang lebih sempit
ketimbang waktu untuk memikirkanmu

Kamu mungkin mengira
akan ada banyak barang yang berantakan
udara pengap dan debu-debu menggantung
di langit-langit tanpa plavon itu

Tapi tidak
kamarku melompong
ada banyak sudut kosong untuk kuisi
dengan harap yang lebih melangit
semenjak kamu bertamu di mataku

Biar kuceritakan perihal aku
dan kamarku yang lebih terpencil
ketimbang doa untuk memilikimu

Kamu mungkin mengira
akan ada banyak sisi gelap yang kotor
terlebih pada bantal yang dekil
dan sprei bau yang lama tak dicuci
di ranjang kecil yang reot itu

Tapi tidak
kamarku selalu terbuka
ada banyak cahaya yang masuk
dengan partikel parfum yang mengambang
mengitari ranjangku yang terasa lebih luas
semenjak kamu hadir di mimpiku

Angsana, 02 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline