Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Lingkaran Itu Bernama Solidaritas

Diperbarui: 2 April 2020   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Melanjutkan artikel sebelumnya, setelah lebih sebulan semenjak saya menerima hadiah sekaligus amanah dari Widz Stoops Anniversary Event, akhirnya amanah itu telah terlaksana dengan penuh bangga.

Bagi saya, tema Semangat Berbagi yang diusung telah benar-benar menjadi lingkaran kebaikan. Bagaimana tidak, hubungan yang tercipta tidak hanya antara pemilik event dan pemenang. Jauh lebih dari itu, ada sisi kemanusiaan dan persaudaraan yang terjalin. Di mana kita saling membantu dan saling mendoakan antara kita.

Saya sangat bersyukur bisa ikut terlibat dan menjadi salah satu pemenang di event tersebut. Terlebih saya bisa membantu paman saya sendiri. Di mana hadiahnya saya alokasikan untuk pemasangan atap rumah beliau.

Artikel ini bukan tentang drama seremonial penyerahan hadiah, melainkan wujud nyata kebermanfaatan yang saya dan keluarga rasakan.

Pada awalnya saya bingung, akan digunakan untuk apa hadiah tersebut. Karena memang, untuk memperbaiki rumah perlu dana tambahan lebih. 

Namun, setelah beberapa hari menginap di rumah paman, saya mengalami hal yang miris. Ketika hampir tertidur, tiba-tiba hujan deras mengguyur masuk ke dalam rumah dan saya kehujanan, sampai kasur saya basah terkena tempiasnya.

Begitu juga ketika siang, saat paman pergi ke sawah, saya dan tetangga membicarakan banyak hal tentang paman dan rumahnya. Juga tentang program bedah rumah dari pemerintah yang diajukan aparat setempat. Namun tak kunjung jelas kabarnya. Padahal, melihat kondisi rumah sudah tak memungkinkan untuk terus menunggu, apalagi yang belum pasti.

dokpri

Kesimpulannya para tetangga siap membantu jika suatu saat rumah ini akan diperbaiki dan memang sudah saatnya. Hujan kembali mengguyur, percakapan pun terhenti.

Ketika malam, setelah mengantongi banyak informasi, saya memberanikan diri bicara dan mengajak paman untuk memperbaiki rumah dengan dana yang ada. Sementara hanya cukup untuk mengganti atap-atap yang bocor saja.

Lagi pula sudah ada simpanan atap dari seng yang paman beli dan ia kumpulkan sedikit demi sedikit. Jadi tinggal sedikit tambahan, perkakas dan alat-alat tukang untuk pemasangan.

Sejenak paman terdiam, kemudian ada aura bahagia yang terpancar dari wajah tuanya. "Terima kasih, ini paman terima," ucapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline