Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Puisi | Aku Ingin Lahir dari Rahim Puisimu

Diperbarui: 31 Januari 2020   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Bunda Anies Hidayatie

Aku ingin lahir dari rahim puisimu
Tumbuh, hidup dan terlibat
Pada banyak kisah yang pernah dan akan
Kau tulis dengan akhir yang bahagia

Meski di tengah jalan
Akan ada banyak cinta yang jatuh dan patah lagi
Tak apa
Aku sudah cukup beruntung
Bertumbuh dari hujan di sela-sela jarimu
Yang tak pernah lelah mengusap
Kertas lusuh di kepalaku

Aku ingin lahir dari rahim puisimu
Berkembang pada notula-notula ingatan
Tentang banyak kejadian yang kau lewati
Dengan ketegaran dan tak mau kalah pada keadaan

Meski di depan sana
Akan ada banyak rintangan yang menghadang
Tak apa
Aku percaya, aku telah cukup beruntung
Menjulang dari pelangi di kedua bola matamu
Yang akan selalu terjurai
Setelah diterjang badai yang membirai

Aku ingin lahir dari rahim puisimu
Melipat usia dalam beragam cerita
Hingga senja, renta dan kita mulai melupa
Sebab kutahu, aku benar-benar beruntung
Aku akan abadi dan bahagia sampai akhir titimangsa

Angsana, 31 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline