Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Puisi | Juang Hidup yang Tak Pernah Redup

Diperbarui: 27 Januari 2020   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com

Bertumbuhlah layaknya serumpun ilalang, di antara ladang-ladang lengang yang berpematang. Mengakar kuat seperti paku-paku yang erat menancap. Melambai dan bergoyang menarikan angan, tanpa pernah menyangsikan angin dengan segala inginnya. Sebab, seberapa pun kencangnya angin berembus, kau tahu bahwa kau akan kembali bangkit, berdiri tegar dalam julang semenjana seperti sedia kala.

Menitilah dengan hati, menyusuri aspal-aspal hitam dan sungai-sungai yang dipenuhi jeram. Mengikuti arah pergerakan matahari menuju hilir cakrawala. Lalu kembali bermuara di permulaan subuh, tanpa pernah terlambat untuk merunduk sejenak, merapal mimpi-mimpi yang akan kau semai di siang hari.

Kemudian menepilah ketika langkah-langkahmu telah payah. Lalu bersandar di antara dinding-dinding doa yang dibangun pada setiap udara yang kau hela. Dan bersyukurlah saat lelahmu telah reda. Hingga kembali berjalan dalam juang hidup yang tak pernah redup.

Angsana, 26 Januari 2020

Dokumentasi Kombatan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline