Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Puisi | Riwayat Petang

Diperbarui: 14 Januari 2020   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com

Matahari kelimpungan
Menyadur wajah-wajah mendung
Dengan beragam narasi
Yang dibiarkan mati
Di aspal-aspal jalanan

Tersadai
Di pusat-pusat kota
Merutuki si lalim kuasa
Yang membantai kepedulian
Demi mempertahankan singgasananya

Wajah-wajah mendung itu
Ingin sekali menangis
Tapi air matanya telah habis
Untuk membasuh ludah pahit penguasa
Yang telanjur membedaki muka

Matahari kemudian meradang
Tak ada yang bisa diriwayatkan oleh petang
Selain pekik semesta yang lantang
Meneriakkan keadilan
Tanpa pernah disuguhi kepastian

Dokumentasi Kombatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline