Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Rindu yang Tersemat

Diperbarui: 24 Desember 2019   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: unsplash.com

Hari ini, tepat setelah matahari mencapai titik kulminasi. Kau menjelma menjadi serumpun ilalang. Bergoyang menarikan angan yang mengawan-awan. Di tengah terik renjana yang tak berkesudahan.

Bukan ... ini bukan fatamorgana, atau sekadar mimpi di siang bolong semata. Melainkan kau yang bermetamorfosa menjadi apapun, bahkan sesuatu yang tak sempat terbaca oleh cuaca.

Betapa, spektrum kenangan berkelebat menyelimuti ingat. Hingga apapun yang terlihat. Kau membayang lekat, mengisbatkan maklumat hati, dengan rindu-rindu yang tersemat.

Angsana, 2019

Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline