Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Tak Sengaja

Diperbarui: 6 September 2019   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: theskinnycafe.com

Diawali dengan menyeruput secangkir kopi
Di sore hari
Kuhantarkan pandang pada khalayak semesta
Yang asik dalam senarai perbincangan

Tak sengaja
Netraku menangkap sesosok anggun
Yang menjadi pembeda di dalam kerumunan
Perempuan dengan seulas sorot tajam
Yang tak kusangka telah lebih dahulu
Mengarahkan pandangannya padaku
Hingga sepersekian detik sempat beradu
Lalu, aku tertunduk; malu

Apakah benar itu aku yang ia perhatikan?
Ah, tidak
Mungkin aku saja yang 'kegeeran'

Namun, telah terekam jelas
Bahwa dua bola berpendar yang ia miliki itu
Sungguh memantik kagum di jantung penasaran

Sebab, saat ia menatap
Ada getar yang tak keruan
Berisi reriak harap yang diam-diam kudekap
Dalam senandika hati yang malu-malu terucap

Kotabaru, Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline