Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Puisi | Lelaki Perindu

Diperbarui: 5 Juli 2019   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

Ketika pagi mulai menginjakkan kaki di pelataran hari. Kubuka jendela kamar lebar-lebar. Memandangi geliat dunia luar. Kuharap yang pertama kali kulihat adalah dirimu, perempuan yang menjelma sekuntum rindu.

Ketika siang sudah menghampar terik pada lahan-lahan dunia. Kurentangkan kedua sayap-sayap rinduku. Membiarkan angin kehangatan merengkuh angan dan ingin yang kadang membeku. Kumau yang pertama kali menarik perhatianmu adalah aku, lelaki perindu bersayap kupu-kupu, yang kebang dalam dimensi ruang dan waktu.

Ketika senja hampir tenggelam di bibir malam. Kurebahkan penat di atas peraduan mimpi-mimpi. Kumohon yang pertama kali muncul dalam mimpiku adalah dirimu, perempuan yang menitis pesona rembulan, yang mendekap hangat dengan selimut kasih sayang.

Angsana, 26 Juni 2019

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline