Saat semua orang terlelap. Sang guru bangun mengusik mimpi. Menjeda hening dengan serangkaian doa. Walau gigil malam masih angkuh menyelimuti tubuh rentanya.
Di atas hamparan sajadah, air mata bersuar bagai mutiara. Jatuh terlepas dari kaca-kacanya. Menyemaikan benih segala harap untuk anak bangsa.
Di kaki pagi, ia telah mengayuh sepedanya. Mengatur kayuhan demi kayuhan, untuk bisa sampai ke sekolah. Tempat di mana ia bisa membagi segala ilmunya.
Meski sang guru telah memasuki usia senja. Ia tetap semangat melukis warna-warni damai pada dinding-dinding dunia. 40 tahun mengabdi, tanpa lelah memapah bakti pada pendidikan anak negeri. Status honorer masih ia emban dengan suka cita. Tetap berlapang dada pada keadaan. Agar bisa terus mengajarkan ilmu hingga di akhir kehidupan.
Angsana, 02 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H