Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Kau Benar, Bunda

Diperbarui: 24 Maret 2019   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di malam yang berselimut dingin. Aku berjalan di atas gulungan ombak segala ingin. Membiarkan pikiran terombang-ambing. Compang-camping terbawa angin. Saat irama detaknya tanpa fasih membisikkan hening.

Pekat dan kelamnya malam. Nyaris mencairkan keteguhan, membunuh angan, menikam harapan. Namun, tekad masih terbulatkan oleh secarik pesan. Tentang nasihat bunda, pelita hati yang menentramkan. Bahwa hidup adalah perputaran. Kadang di bawah, kadang di atas. Kadang mandi berkubang tanah, kadang menjulang ke tempat teratas.

Kini, Batang tubuh penaku

Kembali menyelami lautan diksi tak bertepi

Menjelma sajak-sajak garang

Tentang do'a dan perjuangan

Kau benar, Bunda

Rajutan mimpiku belum selesai

Buah cita-cita pun belum tertuai

Takkan kubiarkan pikiran negatif tersemai di sepanjang perjalanan

Semangat hidup harus tetap ada hingga usai 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline