Lihat ke Halaman Asli

Julak Ikhlas

Peminat Sejarah dan Fiksi

Benteng Madang, Saksi Perjuangan Rakyat Banjar

Diperbarui: 24 Februari 2019   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: ramlinawawiutun.blogspot.com

Ketika saya kuliah, saya sering melakukan wisata sejarah karena kebetulan saya kuliah di Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung mangkurat Banjarmasin. 

Waktu itu saya bersama kawan-kawan mahasiswa didampingi oleh seorang dosen berkunjung kesebuah tempat bersejarah di Kalimantan selatan yaitu sebuah Benteng Madang yang terletak di Desa Madang Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Kalimantan Selatan).

Kau tahu, ini di luar persepsi saya mengenai benteng. Benteng Madang ternyata adalah benteng alam yang terdapat di atas Gunung Madang salah satu dari bagian Pegunungan Meratus. Dahulu, Benteng Madang dibuat dari pohon yang biasa disebut madang. Pohon ini disusun dan dibentuk menjadi benteng.

Tempat tersebut sangat strategis untuk pertahanan, karena bila kita berada di tempat tersebut, maka daerah sekeliling dapat terlihat dengan mudah. Benteng tersebut dikelilingi oleh hutan semak belukar di sana-sini ditumbuhi bambu. Gunung Madang identik dengan Benteng Madang dengan luas sekitar 400 m2.

Di kaki Gunung Madang terdapat aliran-aliran sungai yang di tepinya banyak ditumbuhi ilalang dan pohon bambu. Pada aliran-aliran sungai yang mendekati tempat penyeberangan diadakan titian atau jembatan-jembatan yang apabila diinjak titian ini bergerak, dan kalau jatuh besar kemungkinan tertusuk benda tajam yang sengaja dipasang oleh para pejuang. Akibatnya tidak hanya luka-luka bahkan tidak jarang mengakibatkan kematian. Masyarakat menyebutnya sebagai "Jembatan Serongga".

Pada bagian lain dibuat jalan rahasia untuk keluar apabila kemungkinan serangan musuh bisa tembus. Konon pernah serdadu Belanda mengadakan penjajakan untuk melihat dari dekat keadaan Benteng Madang, tetapi mereka tidak melihat apa-apa kecuali hutan semak belukar. 

Keadaan yang ganjil ini membuat serdadu Belanda penasaran. Sehingga suatu waktu tempat tersebut ditembaki oleh serdadu Benda dari jarak jauh. Ketika para serdadu Belanda tersebut kelelahan dan kehausan, mereka meminta air kelapa muda kepada masyarakat, tetapi yang terjadi setelah mereka meminum semua sakit perut dan ada yang meninggal. [Referensi lihat: BENTENG MADANG]

Sumber Gambar: situsbudaya.id

Gunung tersebut tidak setinggi pada zaman dahulu akibat dari longsor. Namun Saat ini, Benteng Madang telah ditata dan direnovasi oleh Pemerintah daerah Hulu Sungai Selatan dengan anak tangga lebih dari semen dengan jumlah anak tangga lebih 400 buah. 

Benteng Madang saat ini tidak lagi terbuat dari kayu. Namun sudah dibentuk dari bahan semen yang dibikin mirip seperti kayu. kondisi benteng madang pun cukup terjaga dan terawat. Apalagi ada yang ditugasnya untuk menjaganya

Untuk menuju lokasi ini tidak terlalu jauh dari Kota Kandangan. Hanya sekitar delapan kilometer. Aksesnya juga mudah. Suasana kebun karet dan sisa-sisa pohon madang langsung menyambut para pengunjung yang ingin melihat secara langgsung benteng madang. 

Perlu usaha yang cukup ekstra untuk bisa mencapai benteng madang. Para pengunjung harus mendaki bukit. Jalannya sudah dibuatkan tangga dari semen. Sehingga mudah untuk mencapainya. Namun, cukup melelahkan bagi yang tidak terbiasa melakukan jalan mendaki. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline