Hai semua!. Kenalin nama ku Risa. Aku adalah seorang mahasiswi disalah satu perguruan tinggi di Jakarta dan sekarang aku menginjak semester lima. Sudah 22 tahun aku hidup didunia sebagai seorang manusia. Banyak hal yang terjadi dalam hidup ku selama ini. Disini aku ingin berbagi cerita tentang hal yang biasa terjadi dalam sebuah kehidupan. Cerita yang akan aku sampaikan ada yang sesuai dengan pengalamanku sendiri atau aku ambil dari cerita orang lain.
Kita terlahir di dunia ini sebagai seorang manusia. Kita ada di dunia ini semata -- mata bukan karena kemauan kita sendiri. Kita ada karena orang tua kita dan mungkin memang Tuhan sudah mentakdirkan kita untuk lahir di dunia ini (salah satu alasan yang paling mudah). Dan keberadaan kita di tengah keluarga kita sekarang juga bukan pilihan kita. Kita tidak bisa memilih sebelumnya untuk lahir di kelurga yang mana, di keluarga yang seperti apa. Kita tidak bisa menyalahkan siapapun atas hal ini. Begitupun dengan anggota tubuh yang kita miliki saat ini. Sebelum lahir kita tidak diberi pilihan nantinya akan punya bentuk mata seperti apa, warna kulihnya mau apa, dan mau tinggi badan seberapa. Itu semua berada di luar kendali kita. Saat kita terus bertumbuh menjadi seorang manusia banyak pertanyaan yang muncul, bahkan dari pertanyaan itu bisa berubah menjadi kekecewaan. Sudah sering terjadi dalam diri kita sendiri yang sering mempertanyakan tentang apa yang kita miliki saat ini. Salah satu hal yang sering menjadi pusat perhatian khusus yaitu tentang fisik. Pasti sering diantara kita yang sering mengomentari fisik diri sendiri dan fisik orang lain. Biasanya sih sering komentarnya ke fisik orang lain. Orang yang selalu berkomentar dengan fisik orang lain biasanya terjadi karena ia juga selalu berkomentar dengan fisik yang ia punya dan ia belum bisa menerima atas apa yang sudah ia miliki. Diri kita sendiri selalu saja dipandang sebelah mata oleh orang lain. Akan ada hal -- hal yang buruk yang tampak di mata orang lain. Begitu pun sebaliknya. Kita cenderung selalu menilai kekurangan dan kesalahan orang lain.
Coba deh rasakan saat kita dikomentari yang ngga enak sama orang. Pasti ada rasa yang ngga enak banget dan itu ngeselin banget. Nahh coba deh dipikir lagi, misal kita berkomentar negatif ke orang lain pasti yang orang itu rasakan ngga jauh beda dengan apa yang kita rasakan.
Saat diomongin ngga enak sama orang, kita jangan ngomongin yang ngga enak juga ke orang lain. Jangan jadiin hal itu sebagai ajang balas dendam. Biar siklusnya bisa terputus, ya kita berhenti berkomentar buruk ke orang lain.
Perlu diingat bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Jika kita selalu melihat apa yang orang lain punya dan membandingkan dengan apa yang sudah kita punya, maka hal itu tidak akan pernah selesai. Kita akan terus merasa kurang. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasan dibaliknya. Fokus pada apa yang sudah kita miliki saat ini yang merupakan anugrah dari Tuhan. Dan pasti ini yang terbaik yang Tuhan beri kepada kita. Pasti ada hal baik dibalik itu semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H