Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Sudarsana

Abdi Negara pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Kisah Wisuda di UPI Bandung

Diperbarui: 18 April 2020   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Hemmm malam tanggal 3 Desember itu istriku kembali mengingatkan agar secepatnya membeli tiket untuk ke Bandung. "Toh wisudanya sudah pasti tanggal 19 Desember, biar dapat tiket murah jauh-jauh hari harus beli tiket pesawat" begitulah kira-kira kata2nya. "Iya teorinya sih begitu, tapi gimana lagi uang belum ada" jawabku dengan nada meninggi.

Aku sangat menyadari waktu wisudaku tepat akhir minggu dan mepet dengan libur Natal, sudah pasti harga tiket akan setinggi langit. Namun bukan Tuhan namanya jika tidak memberikan hamnya solusi, karena pas besoknya ternyata mendapat honor ngajar S2, sehingga aku langsung ke Travel jalan Gatotsubroto walaupun sambil terus berdoa "Ya Tuhan semoga hamba mendapat tiket murah". Tetapi apa daya setelah di travel, aku diberikan info tiket dari Denpasar ke Bandung tanggal 17 Desember itu harganya 598ribu "yah dengan uang segini ga bisa ngajak istri dan anak2 ni" gumanku dalam hati. "Ya sudahlah cukup mengajak ibu saja ke Bandung, hitung2 biar ibuku pernah naik pesawat" kataku dalam hati sambil menghibur diri hehehehe.

"Ini pak tiketnya" kata penjual tiketnya. "Horeeee akhirnya bisa ke Bandung Wisuda walau sama ibu saja"

Sampai dirumah aku seperti biasa melapor sama istri hehehe. Namun pertanyaan istri kembali membuatku pasrah. "ya tiket balik ke Bali aku belum beli" aduuuhh pikiranku kembali kacau. Seketika aku ambil Hp trus buka FB dan memposting "Duuhh harga tiket Bandung-Denpasar sangat mahal".

Aku sih berharap dengan membuat status itu akan ada donatur yang datang. Tapi setelah berhari2 yang ada cuma like dan like saja jadi yaaaa terpaksa aku hapus lagi.

Hari berganti dan Galungan pun datang, pagi2 aku sudah bangun dan bersembahyang dipura, pikirku biar tenang. Namun tiket balik ke Bali itu telah menyiksaku sehingga dengan terpaksa aku sms sohib di Bandung "dek carikan saya tiket kereta api dari Bandung ke Surabaya ya, tanggal 19 Desember". Sambil menunggu respon Kadek Prima, aku BBM temanku di Surabaya, namanya Theresia Indrawati, seorang ibu yang luar biasa. "Oke pak ketut jika nanti sudah di Surabaya aku yang jemput" katanya ibu theresia di BBM. "Iya bu nanti sekalian ajak saya jalan2 ya" pintaku dengan memelas kemudian.
Yeeees akhirnya sms yang ditunggu pun sampai. Tiket KA Bandung-Surabaya sudah terbooking. "makasi ya sahabatku Kadek Aria Prima Dewi PF". maaf baru bilang terimakasih sekarang hehehehee.

Siang di hari rabu tanggal 17 Desember semua sudah bersiap, aku, istri dan ibu. Apalagi anak2ku sudah tidak sabaran ingin naik mobil ke Denpasar. Sebelum ke Denpasar, aku ke Klungkung dulu maklum mertua lagi ke Bali, jadi wajib hukumnya untuk ke Klungkung, biar mantu dan mertua tetap mesra hehehehe.
Dan akhirnya perjalanan ke bandara ngurah rai pun dimulai. Agar tidak bayar taxi, aku minta tolong sama adik2 misan "suksma nggih de aget dan ketut nyelem sudah mengatar ke bandara".

Setelah menunggu beberapa lama, akhinya panggilan untuk naik pesawat terdengar juga. "Ayo mek kita naik sekarang" kataku pada ibu. Hampir 2 jam dilalui di dalam pesawat dan akhirnya sampai juga di Kota Bandung. "Saya pesan taxi pak ke hotel ponty" kataku pada petugas taxi setelah tiba di pintu depan kedatangan bandara Bandung.

Singkat cerita pagi di hotel ponty begitu cerah dan sahabatku Kadek Prima sudah datang membawakan sepatu. Iya sebelumnya aku sudah berpesan untuk membelikan sepasang sepatu karet, harganya 35ribu. Murah kan??? hehehehe

Siang itu tanggal 18 Desember aku kekampus UPI dengan agenda : Mampir Ke Jurusan PLS, ehhh maaf namanya sekarang Departemen PLS. Keren kan?. Setelah itu mengikuti sidang promosi doktor bapak wayan kertih dosen UNDIKSHA dan Gladi wisuda. Tapi sebelum gladi aku ke kantin dulu makan bersama dek prima, romo dan parhan. Yeeeee dikantin ternyata aku ketemu mahasiswa S2 bahasa Sunda wah wah makin ganteng dan cantik saja mereka.
Tepat jam 13.00 aku menuju gedung Gymnsm untuk gladi dan mengambil Toga. wah sudah tidak sabaran memakainya.

Sipppp saya persingkat ceritanya plus tanpa jeda iklan. Pagi di hari Jumat tanggal 19 Desember, aku di bangunkan oleh ibu "Tut tut bangun sdh jam berapa ini?" kata ibuku. Sambil gelagapan aku bangun dan melihat Hp. "Addaaaahh mek ini masih jam 2.30 wib" iya ternyata ibuku mungkin sdh tidak sabar menghadiri wisuda anaknya yang "ganteng" sehingga terbangun tengah malam. Terbangun lagi sekali jam sudah menunjukkan pukul 4.30 dan segera aku bergegas mandi. Namun kekacauan terjadi, sampai jam 5.30 petugas hotel belum mengantar makanan dan air panas untuk ibuku minum kopi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline