Lihat ke Halaman Asli

Bersama Pulihkan Dunia

Diperbarui: 22 November 2022   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulih Bersama. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada tahun 1970 Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) sebagai negara industri membentuk Kelompok 7/Group of Seven (G7). Tahun 1998, Rusia bergabung sehingga G7 menjadi G8.

Kemudian pada tanggal 26 September 1999 G8 memperluas kemitraannya melibatkan negara-negara berkembang maka lahirlah forum Kelompok 20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau The Group of Twenty (G20) Finance Ministers and Central Bank Governors.

Sehingga keanggotaannya bertambah menjadi G8 plus yakni Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, AS, Rusia, Argentina, Australia, Brazil, China, India, Indonesia, Meksiko, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Uni Eropa.

Artinya keanggotaan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mewakili kawasan Asia Tenggara.
Indonesia bergabung ketika sedang menghadapi pemulihan krisis ekonomi 1997-1998 dan dinilai oleh G8 sebagai emerging economy dengan potensi kekuatan ekonomi yang sangat besar di kawasan Asia.

Sejak tahun 2008 forum G8 plus ini menjadi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 karena tidak lagi terbatas sebagai forum Menteri Ekonomi dan Gubernur Bank Sentral, namun diperkuat dengan melibatkan kepala pemerintahan/kepala negara anggota G20.

Kepemimpinannya dirotasi mengadopsi sistem Troika yang terdiri dari ketua tahun berjalan, ketua tahun lalu, dan ketua tahun berikutnya.

Lalu apa keuntungan Indonesia menjadi anggota G20?

Indonesia tentu memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung menjadi anggota G20.
Disamping memperoleh pertukaran informasi terkait perkembangan keuangan dan moneter global, menejemen resiko pengelolaan finansial, Indonesia berkesempatan mendapatkan peluang kerjasama ekonomi yang lebih besar dengan prinsip saling menguntungkan.

Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM), dilain pihak negara G8 memiliki kekuatan finansial (modal investasi) dan teknologi. Maka dengan demikian akan terjadi potensi arus modal yang masuk ke Indonesia, transfer knowledge dan transfer technology.

Bahkan Indonesia pun memiliki kesempatan untuk mengambil peran lebih besar dalam menyerukan perdamaian dunia, penyelamatan bumi sebagai planet yang ramah bagi kehidupan manusia hingga berperan dalam merumuskan arsitektur perekonomian dunia yang berkeadilan.

Dalam persfektif ekonomi tentunya menjadi tuan rumah pelaksanaan G20 bernilai strategis dan berdampak langsung kepada ekonomi masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline