Ekspektasi saya atas prestasi olahraga Indonesia di kancah dunia sangat berharap dari sepak bola selain sudah dikenal dunia sebagai jagonya bulutangkis.
Sejak pertama kali menonton Piala Dunia/World Cup Espana 1982 di televisi yang masih jarang orang miliki saya sudah bermimpi suatu saat sepak bola Indonesia bisa menjadi simbul kebanggaan nasional seperti apa yang telah diukir oleh negara yang secara geografi dan demografi mirip dengan Indonesia seperti negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan yakni Argentina, Brasil, Kolumbia, Uruguay, Meksiko, Chili, dll.
Berpuluh tahun saya menyaksikan pengelolaan sepak bola Indonesia antara pemerintah, PSSI, official manajemen, pemain dan supporter tidak dalam satu visi dalam melihat begitu strategisnya sepakbola jika bisa dijadikan "industri" seperti praktek mengelola kompetisi sepak bola dalam Liga di Eropa.
Sebagai bentuk kepedulian melihat potensi unggul SDM Papua dalam bidang sepak bola maka pada pelaksanaan Kongres Pemuda/KNPI XIV tanggal 24-28 Pebruari 2015 salah satu yang saya usulkan adalah:
Mendorong agar Papua dijadikan pusat pelatihan Sepak Bola bertaraf internasional dengan target PSSI dalam 10 tahun kedepan dapat mewakili zone Asia lolos ke putaran Piala Dunia (World Cup). (Sumber)
Artinya saya berharap jika infrastruktur pendukung telah dibangun dengan didukung menajemen pengelolaan sepak bola (PSSI) secara profesional dan visioner serta rekrutmen talenta muda pemain bola maka Indonesia sudah bisa lolos Piala Dunia 2026.
Saya merasa senang bahwa harapan tahun 2015 itu untuk kemajuan sepak bola Indonesia direalisasikan oleh PT. Freeport atas perintah Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo telah meresmikan Akademi Sepak Bola Papua/Papua Football Academy (PFA) di Stadion Utama Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (31/8/2022).
Menurut Presiden, pembentukan PFA adalah permintaannya yang disampaikan kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) sebagai tanggung jawab perusahaan multinasional tersebut untuk ikut mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Papua.
Perjalanan Sepak Bola Indonesia
Perkembangan sepak bola di Hindia Belanda (Indonesia) diawali melalui pembinaan organisasi Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB). Hingga pada tahun 1927, kemudian NIVB berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU).