Sebenarnya bersyukur itu apa sih? Apakah sekadar mengucapkan kalimat "Alhamdulillah" yang dimaknai dengan "segala puji bagi Allah" sudah cukup, ataukah ada yang lain?.
Ya benar sekali...
Sebetulnya, setiap hari kita bisa membuka mata dan menghirup udara tanpa memakan biaya adalah suatu hal yang patut disyukuri. Bayangkan saja, jika kita tiap hari membutuhkan tabung oksigen, berapa banyak pengeluaran yang dihabiskan?. Inilah mengapa, syukur adalah suatu keharusan. Apalagi, jika ditambah komponen lainnya, nikmat sehat, bahagia, bisa makan, dapat kerja dan lain sebagainya. Bukankah syukurnya double plus? Jika kita jabarkan rasanya tidaklah cukup untuk menghitung satu per satu nikmat dan kebahagiaan dari Allah Swt, sejak lahir hingga kini.
Menilik makna dari Syukur
Secara bahasa, syukur berasal dari bahasa Arab yaitu syakaro-yaskuru-syukron yang berarti pujian bagi orang yang memberikan kebaikan. Adapun dalam kamus bahasa Arab, syukur diartikan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Allah Swt karena telah diberikan sebuah kenikmatan.
Sedangkan secara istilah, syukur adalah memberikan pujian kepada Allah Swt dengan cara taat, tunduk dan berserah diri kepada-Nya serta beramar ma'ruf nahi mungkar.
Dari uraian tersebut, dapat diambil makna bahwa sejatinya syukur adalah ungkapan terima kasih kepada Sang Pencipta atas seluruh nikmat yang telah diberikan.
Cara bersyukur tanpa tepi
Dalam kaitannya membahas tentang cara bersyukur, tentu sangat beragam dan tiap orang punya versi tersendiri. Namun, secara garis besar, Allah Swt telah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 17 yang berbunyi:
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."